wartawan singgalang

Kamis, 13 September 2012

Permintaan Susu Kambing Etawa yang tak Terpenuhi

Permintaan Susu Kambing Etawa yang tak Terpenuhi

Patamuan---Nizam (35) ingin menjadikan Bukit Gadang sebagai sentra pengembangan ternak kambing. Kini, kampung kecil yang terletak di Nagari Tandikek, Kecamatan Patamuan, Padang Pariaman itu telah diisi dengan berbagai jenis kambing, dengan luas lahan pengembalaan sekitar 30 hektare. Ada 400 ekor kambing dari berbagai jenis yang dikelolanya saat ini.
    Dia mengembangkan kambing jenis Peranakan Etawa (PE), Boer, Merino, Jawaran, Kambing Kacang Lokal dan Kacang Lembayung. Usaha pengembangan dan perternakan kambing itu telah dimulainya sejak tahun 2007 silam. Dari sekian banyak kambing etawa yang dikelolanya, mampu mengeluarkan susu sedikitnya 10 liter sehari.
    "Permintaan akan susu kambing etawa ini tidak terpenuhi. Saat ini saja para pembeli datang langsung kerumah. Susu kambing itu setiap pagi diperah. Dan itu berlaku bagi kambing etawa yang telah dipisahkan dari induknya, dan berumur sekitar dua bulan. Susu kambing itu diminum mentah dan mempunyai banyak kasiat," cerita Nizam saat bertemu Singgalang, Rabu lalu.
    Diantara kasiatnya, mampu menyembuhkan persoalan penyakit yang berhubungan dengan metabulisme atau pencernaan, mengobati asma, TBC, mencegah pertumbuhan kanker, mengobati reproduksi perempuan, kecantikan kulit dan wajah, serta mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
    Dari mengelola sebanyak itu jenis kambing, bapak empat orang putra-putri ini mempekerjakan 12 orang karyawan. Semua karyawannya orang Jawa. Digaji Rp1,5 juta sebulan setiap karyawan itu. Kambing dikelola dengan sistem kurungan dan gembala. "Disamping tersedia susu kambing etawa, kita juga menyediakan kambing ternak, kambing aqiqah, dan lain sebagainya. Namun, yang paling menarik itu, tingginya permintaan terhadap susu kambing etawa, yang masih sulit untuk dipenuhi, karena keterbatasan jenis kambing demikian," sebutnya.
    Susu kambing etawa itu dia jual Rp40 ribu seliternya. Usaha itulah yang membuat dia bersama keluarganya bisa enjoy. Apalagi permintaan akan susu semakin meningkat terus. Bagi Nizam, mengelola kambing harus banyak sabar dan tabah, dan tentunya telaten, sehingga binatang itu bisa berkembang dengan pesatnya. Disamping dikasih tanaman hijau, kambingnya juga diberikan kosentrat. Paling tidak dua kilogram kosentrat sehari yang dibutuhkan.
    Sedangkan untuk mencari tanaman hijau, Nizam bersama anak buahnya tidak merasa kesulitan. Disamping lahan pengembalaan yang dia sediakan cukup luas, juga dilahan lainnya, dimana rumput masih dianggap tanaman yang tak membawa manfaat banyak oleh masyarakat kampung itu. Itulah yang dimanfaatkannya untuk menghidupi kambing yang sebanyak itu.
    "Disamping di Bukit Gadang, Lubuak Aro, sebagian kandang kambing ditempatkan dilokasi rumahnya, Puncuang Anam, Tandikek. Seperti kambing etawa ini kandangnya di khususnya dirumah. Sedangkan kambing jenis lainnya ditempatkan di Bukit Gadang demikian," ungkapnya. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar