wartawan singgalang

Selasa, 14 Juni 2016

Berdiri Sebelum Indonesia Merdeka, Jadi Pusat Kegiatan Keagamaan di Lubuk Alung

Masjid Raya Mujahidin
Berdiri Sebelum Indonesia Merdeka, Jadi Pusat Kegiatan Keagamaan di Lubuk Alung

Lubuk Alung--Hingar-bingarnya Lubuk Alung oleh kendaraan yang cenderung kian bertambah banyak saja, tak membuat aktivitas Masjid Raya Mujahidin terhalang. Bahkan, para pengemudi dan penggunan jalan lintas Padang - Bukittinggi ini harus sabar dan berhati-hati, serta harus mengutamakan para pejalan kaki yang sering menyeberang untuk datang ke masjid yang terletak di sudut Pasar Lubuk Alung ini.
    Suara azan yang bergema setiap waktu menyentakkan banyak orang. Maklum, pengeras suara sengaja diletakkan diatas menara yang ketinggiannya mencapai 30 meter, sehingga tak seorangpun warga Lubuk Alung yang tidak mendengar azan di masjid ini pada saat waktu shalat masuk. Untuk ukuran kemegahan dan banyaknya jamaah setiap malamnya di bulan Ramadhan, agaknya Masjid Raya Mujahidin paling unggul.
    Dalam penilaian masjid teladan dan terbesar di Kabupaten Padang Pariaman beberapa waktu lalu, Kemenag daerah ini yang melakukan hal demikian telah menetapkan masjid yang didirikan pada 1935 M ini sebagai masjid teladan. Untuk ini, Masjid Raya Mujahidin akan berperan sebagai wakil Padang Pariaman dalam penilaian tingkat Sumatera Barat nantinya. Alhamdulillah.
    Ketua Umum Pengurus Masjid Raya Mujahidin H. Azminur menilai bahwa masjid yang dipimpinnya memiliki sejarah yang cukup panjang, karena memang terkait dengan perkembangan Nagari Lubuk Alung itu sendiri. Lubuk Alung sebagai salah satu nagari tertua memang telah mempunyai masjid nagari, yang dikenal dengan Masjid Raya Ampek Lingkuang.
    Tetapi, sesuai dengan perkembangan zaman dan pertambahan penduduk di Lubuk Alung, maka dipandang penting untuk membangun sebuah masjid baru. Di bangunlah Masjid Raya Mujahidin. Tepatnya di medio 1935 oleh Basyir Malin Jelelo, dan kawan-kawan. Dan dia pula yang langsung menjadi ketua umum pertama pengurus masjid ini. "Jadi, Masjid Raya Mujahidin Lubuk Alung dibangun sebelum proklamasi Republik Indonesia dikumandangkan oleh Soekarno - Hatta," kata Azminur.
    Kebutuhan akan sebuah masjid lagi, adalah karena di samping sebagai masyarakat yang memegang teguh adat istiadat, Nagari Lubuk Alung juga dikenal sebagai masyarakat yang religius. Alhamdulillah, pada perkembangannya hingga sampai sekarang, Masjid Raya Mujahidin tetap menjadi sentral bagi masyarakat yang ada di Lubuk Alung. Artinya, setiap kegiatan keagamaan yang ada di Lubuk Alung, selalu berpusat di Masjid Raya Mujahidin ini.
    Azminur yang mantan Camat Kecamatan Lubuk Alung ini menilai, Masjid Raya Mujahidin paling kurang telah direnovasi fisiknya sebanyak tiga kali. Masjid Raya Mujahidin saat ini menjadi yang termegah yang ada di Kecamatan Lubuk Alung dan sekitarnya. Dengan bantuan dari donatur, baik yang ada di kampung maupun yang ada di perantauan, pembangunan Masjid Raya Mujahidin dapat berlangsung dengan sukses, meski sebagai rumah Tuhan tentunya pengurus tidak pernah berhenti untuk selalu meningkatkan pelayanan, sehingga dapat mewujudkannya sebagai masjid yang nyaman bagi segenap jamaah.
    Sebagai masjid yang menjadi sentral kegiatan keagamaan di Kecamatan Lubuk Alung, Alhamdulillah, Masjid Raya Mujahidin selalu penuh dengan kegiatan, tentunya dalam rangka memakmurkan masjid. Hampir tiap malam selalu ada pengajian yang dilaksanakan. Bukan saja pengajian rutin, tetapi juga ada pengajian khusus, baik menurut segmentasinya (ada wirid remaja, majelis taklim ibu-ibu, PHBI) juga menurut kajiannya (ada pengajian khusus tafsir, fiqih, dan lain-lain). Dengan maraknya kegiatan yang ada di Masjid Raya Mujahidin ini, semakin lengkap fungsi dan perananannya bagi masyarakat itu sendiri.
    Bulan Ramadhan, setiap malamnya selalu melimpah oleh jamaah yang ikut Shalat Tarawih. Setiap malam pula para ustadz dan mubalig muda bergantian memberikan siraman rohani untuk masyarakat yang hadir. "Kegiatan MDA full. Ada ruangan khusus untuk anak-anak mengaji. Dan di masjid ini pula pusat Ikatan Guru Mengaji (IGM) Lubuk Alung. Begitu juga ruangan pustaka yang penuh oleh berbagai kitab dan buku kajian Islam dan umum yang bisa dimanfaatkan oleh jamaah di waktu segangnya untuk membuka cakrawala berpikir melalui ilmu yang ada dalam buku," ujar Azminur.
    "Kita ingin terwujudnya Masjid Raya Mujahidin yang mandiri dan berdayaguna, serta mampu melaksanakan fungsinya sebagai sarana ibadah, dan pusat kegiatan keagamaan," ungkap Azminur. Untuk ini, Masjid Raya Mujahidin mengembangkan dakwah Islam dengan penuh kedamaian dan simpatik, meningkatkan ukhuwah Islamiyah, meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang keimanan dan ketaqwaan, pendidikan dan ekonomi syariah.
    Azminur melihat, dengan ditetapkannya Masjid Raya Mujahidin sebagai teladan Padang Pariaman merupakan kebanggaan tersendiri, sekaligus sebagai pelecut untuk lebih giat lagi mengembangkan masjid tersebut kearah yang lebih baik. Sebab, dalam waktu dekat masjid ini tidak lagi jadi wakil kecamatan, tetapi sudah mewakili daerah ini untuk bersaing dengan masjid lainnya di 19 kabupaten dan kota di Sumatera Barat. (501)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar