wartawan singgalang

Sabtu, 15 Juni 2013

Ali Mukhni Sosok Bupati Rendah Hati

Ali Mukhni Sosok Bupati Rendah Hati

Pariaman---Sejak dilantik jadi Bupati Padang Pariaman pada 2010 lalu, H. Ali Mukhni yang berduet dengan H. Damsuar Datuak Bandaro Putiah, tidak terasa sudah hampir berjalan empat tahun, karena dia dilantik pada menjelang akhir 2010. Banyak yang sudah dibuatnya untuk masyarakat, tentu masih banyak pula yang belum terlaksana. Yang jelas kepemimpinan itu sedang berjalan.
    Bupati Ali Mukhni yang sebelum menjabat dikenal sebagai seorang guru olahraga. Terkesan oleh sebagian warganya dengan sosok pemimpin yang rendah hati. Ini terkesan, setiap kali akan memulai sambutannya dalam berbagai acara serimonial ditengah masyarakat, dia selalu memulainya dengan minta maaf. Tidak sekedar itu. Bahkan, dari lubuk hati yang paling dalam, saya minta maaf atas keterlambatan ini, kata dia yang acapkali dia lontarkan.
    Ini mencerminkan dari sikapnya yang selalu merendah, meskipun berhadapan dengan rakyatnyanya sendiri. Zaman sekarang, sangat jarang sekali ada pejabat yang bisa berkata-kata seperti demikian. Malah yang terjadi sebaliknya. Mentang-mentang seorang pejabat penting, masyarakat dibiarkan berpeluh menunggunya lama-lama. Lalu, ketika bicara tidak pernah merasa bersalah. Dalam yang satu ini, sejumlah tokoh masyarakat daerah ini angkat tangan dengan sikap seorang Ali Mukhni.
    Sepertinya kata-kata itu terlontar secara spontan, dan tidak dibuat-buat oleh Ali Mukhni. Dia sangat menghargai betul masyarakatnya dalam menunggu kedatangan dia, yang mungkin diantara sekian banyak orang ada yang merasa kecewa, jengkel dan sedikit muak dengan tingkah pejabat yang sering datang terlambat dalam acara yang diadakan masyarakat.
    Barangkali disinilah pengalaman seorang Ali Mukhni yang pernah jadi guru, berlanjut jadi wakil bupati, dan terpilih jadi bupati. Artinya, dia cukup merasakan apa yang dialami oleh banyak masyarakatnya. Rasa rendah hati dan hormat, serta menghargai rakyat dari pemimpin bukanlah perkara mudah. Yang paling banyak itu, rakyatlah yang merasa menghormati pemimpinnya. Tetapi Ali Mukhni mampu mengaplikasikan, bahwa dia seorang pemimpin atas kemauan dan pilihan dari masyarakatnya sendiri. Masyarakat harus dilayani. Dan itulah tugas pemimpin. Bukan minta dilayani.
    Meskipun disana-sini masih ada ocehan dan cemoohan, karena dasar masyarakat yang dipimpinnya terkenal dengan budaya dan tradisi demikian, dia tetap melaju kencang. Berbagai momen dan kesempatan selalu dijemputnya ke pusat sana, demi untuk kesejahteraan masyarakat Padang Pariaman. Dengan keputusan berani, serba keterbatasan, dia huni kantornya di Parit Malintang. Ditengah ributnya soal bantuan gempa 2009, datang angin segar atas inisiatifnya untuk membangun Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Perikanan (BP2IP), serta pembangunan dermaga di Pantai Tiram, Kecamatan Ulakan Tapakis.
    Sebentar lagi, akan dimulai pula pembangunan asrama haji di Nagari Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai. Begitu juga rencana pembangunan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cedikia (MAN-IC) di Nagari Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, serta sejumlah bengkalai lainnya yang akan dituntasnya. Tentu semuanya itu berkat tangan dingin dari Ali Mukhni yang pernah jadi Wakil Muslim Kasim dulunya itu.
    Kemudian, masyarakat Padang Pariaman juga melihat seorang Ali Mukhni sebagai pemimpin yang gigit. Dekat dengan masyarakat. Kalau Ali Mukhni sudah mengenal seorang masyarakat, sepertinya tidak akan lupa oleh dia. Ali Mukhni selalu resah dan gelisah, manakala daerah yang dipimpinnya ini tidak maju-maju. Dia pun berkeinginan, Padang Pariaman harus terbebas dari daerah tertinggal. Untuk ini, berbagai sektor pembangunan yang berujung pada kesejahteraan masyarakat, selalu menjadi utama dalam kepemimpinannya.
    Anggota DPRD Padang Pariaman dari PPRN yang sudah pindah ke PAN, Bagindo Rosman pernah menyatakan, bahwa Bupati Ali Mukhni dinilainya termasuk hebat dan lihai dalam menerobos berbagai proyek besar dari pusat untuk daerah ini. Namun, yang perlu menjadi perhatian itu masih adanya pejabat yang kurang pada tempatnya, sehingga programnya juga kurang berjalan sebagaimana mestinya. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar