wartawan singgalang

Sabtu, 07 September 2013

Diambil Dengan Sakral Tonggak Macu Masjid Bagian yang Paling Penting

Diambil Dengan Sakral
Tonggak Macu Masjid Bagian yang Paling Penting

Patamuan---Pagi itu bau asap kemenyan menyeruak, seolah-olah menyungkup kampung. Puluhan masyarakat berkumpul di sebuah pohon kayu besar. Lalu seorang orang siak membaca doa. Didepan mereka terletak sejumlah pekakas tukang, dan seekor ayam yang akan disembelih sehabis mendoa.
    Demikian secercah tradisi untuk menebang kayu besar yang akan dijadikan sebagai tonggak macu Masjid Raya Sungai Durian, Kecamatan Patamuan, Kabupaten Padang Pariaman. Usai mendoa, ayam disembelih lalu darahnya diserakkan pada bagian Barat pohon kayu yang akan ditebang tersebut.
    Sebelum kayu itu akan dipakai untuk tonggak macu, terlebih dulu di patuik-patuik oleh yang ahli dibidangnya. Untuk kecamatan itu Abu Kasin namanya. Bapak tua ini terkenal lihai dalam soal tonggak tuo, nama lain tonggak macu yang akan dipakai di masjid dan surau. Tak heran, setiap kali ada surau ataupun masjid yang akan menukar tonggak tersebut, selalu Abu Kasin yang dipanggil.
    Bustanul Arifin Khatib Bandaro, khatib dalam nagari itu menyebutkan kalau prosesi pengambilan kayu tonggak macu termasuk bagian yang sangat sakral ditengah masyarakat. Hampir dipastikan, setiap masjid perkampungan di Padang Pariaman pakai prosesi ini. Pohon kayu ditanam ataupun tidak, jelas punya kesaktian. Dan dengan ini pula perlu dimintakan doa sepatah duanya kepada Yang Maha Kuasa, agar diberikan kemudahan dalam menebangnya.
    Ada istilah yang cukup memasyarakat di daerah itu. Tonggak macu, tonggak musajik, katigo tonggak balai-balai. Biar anak tuanku ataupun anak khatib, kalau tak belajar tak akan pandai sendiri. Artinya, tonggak macu adalah kekuatan masjid. Kalau masjid dalam kampung tak pakai tonggak ini, akan menjadi pertanyaan besar.
    "Masjid Raya Sungai Durian ini direhab. Dimana bagiannya dipertinggi, sehingga butuh tambahan tonggak macu. Sebab, tonggak yang lama terlalu rendah, sekaitan adanya penambahan tinggi masjid tersebut," kata dia saat melakukan pengambilan kayu itu, Kamis lalu.
    Kayu itu cukup besar. Bukan tonggak macu namanya, kalau bukan gadang kayunya. Dengan itu, sehari penuh habis waktu menebang dan membawanya ke masjid. "Untungnya, kayu madang yang ditebang ini tak jauh dari lokasi masjid yang akan diganti tonggak macunya itu. Biasanya, sebagian masyarakat lain kalau mencari kayu macu itu jauh-jauh. Sampai ke Malalak, Kabupaten Agam bagai," ujarnya.
    Senin kemarin, Bupati Padang Pariaman, H. Ali Mukhni sengaja datang ke kampung itu melihat kegiatan goro bersama masyarakat di masjid ini. Bupati Ali Mukhni didaulat masyarakat untuk mangarek kayu yang akan dijadikan tonggak maju tersebut.
    Bupati pilihan masyarakat pada 2010 ini memberikan apresiasi kepada masyarakat Sungai Durian karena tingginya semangat gotong royong. Apalagi untuk pembangunan kembali masjid yang jadi kebanggaan masyarakat selama ini. (damanhuri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar