wartawan singgalang

Selasa, 21 April 2015

Kepemimpinan Ali Mukhni Masih Dibutuhkan Wilayah Timur Lubuk Alung Berkembang Pesat

Kepemimpinan Ali Mukhni Masih Dibutuhkan
Wilayah Timur Lubuk Alung Berkembang Pesat

Lubuk Alung---Mimpi masyarakat Lubuk Alung terwujud sudah. Kemajuan wilayah yang terkenal dengan panasnya itu terus menanjak naik, seiring dengan selesainya pembangunan jembatan Koto Buruak. Mimpi yang terpendam bertahun-tahun lamanya itu, tercapai sejak Bupati Ali Mukhni memainkan perannya selaku kepala daerah di Padang Pariaman, yang melihat potensi besar yang harus dikembangkan di bagian timur Lubuk Alung demikian.
    Jembatan Koto Buruak atau jembatan Bukik Lubuk Alung, satu dari empat jembatan yang ada di sepanjang jalan lingkar Duku-Sicincin. Jalan lingkar yang nantinya akan mengurangi beban macet di Pasar Lubuk Alung dan Sicincin yang terjadi setiap musim lebaran itu menjadi maknet tersendiri oleh masyarakat. Tahun ini juga, jalan sepanjang 27 kilometer tersebut diaspal hotmix. Tentu para pengguna jalan Padang-Bukittinggi via Pasar Lubuk Alung merasa nyaman, karena tidak akan ada lagi yang namanya kemacetan.
    Seperti diketahui, keberadaan jalan lingkar itu dirintis tahun 2000 an, semasa Padang Pariaman dipimpin Muslim Kasim. Namun, 10 tahun lamanya Muslim Kasim berkuasa di daerah itu, jalan lingkar seolah-olah hilang ditelan angan-angan. Kini, jembatan Koto Buruak yang panjangnya 180 meter berdiri dengan kokohnya. Jembatan itu menjawab mimpi sekaligus wujud sejarah panjang Nagari Lubuk Alung dalam pergumulannya. Tiap sore, kampung Koto Buruak yang dulu dikenal sebagai; Koto Buruak Desa Bergaya, kembali menampakkan keindahan alamnya.
    Entah dari mana datangnya orang, tiap sore menjelang senja jembatan yang menghubungkan Koto Buruak Dengan Gantiang itu sangat ramai dikunjungi. Mulai dari muda-mudi, sampai ke para pegawai dan rakyat badarai yang membawa buah hatinya untuk melepaskan pandangan bebas ke berbagai sisi. Para pedagang asongan juga tidak menyia-nyiakan kesempatan demikian. Mulai saja matahari condong ke barat, mereka mengosong gerobaknya ke arah jembatan. Ada sate, bakso, mie rebus dan pedagang lainnya.
    Bila pengunjung naik ke Gantiang, tepatnya di puncak Bukik Lubuk Alung, yang saat ini tengah berjalan pembangunan kantor walinagari, akan terlihat dengan jelas sejumlah perkampungan arah utara Padang Pariaman. Pohon kelapa memenuhi semua ruang yang terlihat, seolah-olah ingin menjawab kemajuan ekonomi masyarakat. Bahkan, dari atas puncak bukik itu, pantai Pariaman tampak dengan jelas. Begitu indah dan rancaknya suasana di Koto Buruak pasca adanya jembatan yang mempersingkat jarak masyarakat itu.
    Irwandi Sulin Datuak Gadang, salah seorang tokoh masyarakat Koto Buruak melihat, perkembangan kampungnya Koto Buruak dan wilayah timur Lubuk Alung telah tiba. "Kita patut memberikan apresiasi kepada Bupati Ali Mukhni yang begitu gigih berjuang. Inilah kepala daerah yang hebat melakukan lobi ke pusat, sehingga banyak anggaran pusat yang tersedot untuk pembangunan Padang Pariaman," ungkapnya.
    "Bayangkan. Baru saja jembatan akan dimulai pelaksanaannya, pembangunan Main Stadion yang menggunakan wilayah Lubuk Alung dan Sikabu untuk PON tahun 2024 nanti oke pula. Bahkan, akan dibangun pula kampus UNP yang berlokasi di wilayah timur itu. Ini merupakan sebuah kemajuan yang sangat luar biasa sekali, khusus bagi masyarakat Lubuk Alung dan Koto Buruak," sebut Irwandi Sulin, dosen Universitas Tamansiswa Padang ini.
    Lompatan yang dilakukan Bupati Ali Mukhni, kata Irwandi Sulin, membuat perekonomian masyarakat Lubuk Alung berkembang jauh. Tanah masyarakat yang dulunya tak berharga, sekarang menjadi idola. "Kita ingin, masyarakat Koto Buruak dan wilayah timur Lubuk Alung berhati-hati nantinya dalam soal tanah. Jangan terlalu dibebaskan, yang pada akhirnya tentu akan merugikan kita sendiri. Kemajuan demi kemajuan itu harus dijadikan pijakan oleh masyarakat untuk ikut maju pula," kata dia.
    "Saya tidak begitu dekat dengan Bupati Ali Mukhni. Cuman, yang saya lihat, perjuangannya untuk terus membangun sangat luar biasa sekali. Padang Pariaman masih membutuhkan orang sehebat Ali Mukhni, agar daerah ini terus maju dan berkembang," ujarnya.
    Bagi Ali Mukhni, pembangunan jembatan Koto Buruak dan jembatan yang tiga lagi, yakni di Buayan, Pasie Laweh dan Kapalo Hilalang, bukan persoalan mudah yang datang secara bim salabim. Tiap sebentar dia pantau ke lokasi. Berdialog langsung dengan pemuka masyarakat dan pemilik tanah yang terkena bangunan itu. Di jembatan Koto Buruak, Ali Mukhni acap bertemua Ketua KAN Suharman Datuak Pado Basa, Walinagari Harry Subrata, dan sejumlah tokoh lainnya.
    Sejumlah tokoh nasional, dan politikus di DPR RI asal Sumbar II, bahkan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon datang langsung ke jembatan demikian. "Keberadaan jembatan Koto Buruak sangat mempersingkat jarak kami warga Salibutan yang hendak ke Pasar Lubuk Alung. Puluhan kilometer kurangnya. Dan itu tentu sangat memberi arti penting bagi kemudahan," kata masyarakat Salibutan. (damanhuri)        

Ketika Bupati Ali Mukhni Dihadapkan dengan Banyak Calon Pendampingnya

Ketika Bupati Ali Mukhni Dihadapkan dengan Banyak Calon Pendampingnya

Padang Pariaman---Fenomena siapa yang akan digandeng Bupati Ali Mukhni dalam Pilkada tahun ini, masih dalam tanda tanya. Sebagai bupati yang kembali mencalonkan dirinya jadi orang nomor satu untuk periode lima tahun mendatang, Ali Mukhni pun tak ingin gegabah dalam menentukan sikap politiknya, siapa tokoh yang akan diambilnya jadi calon wakil tersebut. Yang jelas, Pilkada tahun ini akan sama halnya dengan Pilkada lima tahun yang lalu, yakni calon bupati mesti pakai calon wakil pada saat didaftarkan oleh partai pendukung ke KPU. Cuman, yang berbeda pelaksanaan Pilkada tahun ini hanya satu putaran.
    Dan besar pula kemungkinan, Pilkada Padang Pariaman tidak akan sama dengan Pilkada Jawa Timur dua tahun lalu, dimana Sukarwo kembali bergandengan dengan Saifullah Yusuf. Artinya, tak akan mungkin Damsuar Datuak Bandaro Putiah akan kembali menjadi wakilnya Ali Mukhni. Tapi entahlah, percaturan politik berubah pada detik-detik partai akan mengantarkan calon ke KPU.
    Sekarang permainan politik sedang berlangsung. Ali Mukhni dan Damsuar yang saat ini masih berstatus bupati dan wakil bupati telah 'menjinakan' partai politik untuk mengusungnya. Gabungan partai apa yang akan mengusung Ali Mukhni dan Damsuar, juga belum ada yang deal. 11 partai politik di DPRD Padang Pariaman ternyata tak satupun yang bisa mengusung secara sendirian. Partai itu mesti berkoalisi untuk tiket satu paket pasangan calon bupati dan wakil bupati.
    Sebagai orang berkuasa saat ini, jelas pandangan banyak orang di Padang Pariaman tertuju pada Ali Mukhni. Lazimnya dalam Pilkada, calon incumbent punya elektabilitas yang sangat tinggi. Namun, apakah Ali Mukhni kembali berhasil terpilih, tentu jawabannya; wallahua'lam bissawab. Dengan kondisi itu pula barangkali, banyak tokoh yang berminat ingin bergandengan dengan seorang Ali Mukhni.
    Dari wacana politik yang berkembang di Padang Pariaman, yang akan berpasangan dengan Ali Mukhni itu cukup banyak. Mulai dari tokoh dan pimpinan partai politik, anggota dewan, sampai ke birokrasi. Aturan PNS harus berhentilah yang membuat kalangan birokrasi mulai berkurang disebut-sebut akan mendampingi Ali Mukhni untuk mendayung kapal yang bernama Padang Pariaman untuk lima tahun yang akan datang itu. Dari kalangan politikus, hampir semua petinggi partai yang ada di daerah itu muncul ke permukaan.
    Seperti nama Mothia Azis Datuak Nan Basa, Wakil Ketua DPRD Padang Pariaman yang juga pengurus harian DPD Partai NasDem daerah itu disebut-sebut akan jadi wakil Ali Mukhni. Bahkan, NasDem Padang Pariaman telah menaikan nama mantan Walinagari Lubuk Pandan dua periode itu ke DPP Partai NasDem untuk jadi calon wakil bupati. Apakah namanya akan diturunkan atau tidak oleh NasDem pusat, belum ada kepastiannya. Sebab, selain Mothia Azis, ada dua nama lagi yang diajukan sebagai calon Wabup, yakni Alfikri Mukhlis dan Suhatri Bur. Disamping itu, Mothia Azis juga dapat dukungan moril dari Forum Walinagari Padang Pariaman.
    Kemudian, di kalangan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Padang Pariaman muncul nama Syafrinaldi. Ketua Fraksi PKB DPRD Padang Pariaman ini juga disebut-sebut berpeluang untuk bergandengan dengan Ali Mukhni. Syafrinaldi cukup fenomenal. Dalam Pileg tahun lalu, dia anggota DPRD peraih suara terbanyak setelah Mothia Azis. Disamping jadi anggota dewan terhormat, Syafrinaldi juga seorang pengusaha travel, dan tentunya akrap dengan banyak tokoh di daerah itu.
    Sementara, di internal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) muncul nama Dasril. Direktur Perusahaan Daerah Grafika itu memang terbilang tokoh PKS yang cukup punya nama di Padang Pariaman, meskipun Dasril aslinya warga Kota Pariaman. Pilkada lima tahun lalu, Dasril adalah calon Wabup mendampingi Yobana Samial, yang saat itu didukung oleh koalisi PKS dan PPP. Hanya nasib yang belum berkata, sehingga pasangan Yobana Samial - Dasril tak terpilih saat itu. Kini, PKS ingin kembali memasangkan Dasril dengan Ali Mukhni, karena mantan Wabup yang bergandengan dengan Muslim Kasim itu dinilai akan kembali jadi orang nomor satu.
    Belakangan muncul pula nama Darmon, anggota DPRD Sumatera Barat dari PAN. Darmon yang asli Lubuk Alung, akhir-akhir ini langkahnya mulai 'dicurigai' banyak orang, karena acap tampil bersamaan dengan Ali Mukhni. Meskipun secara pribadi, Darmon yang pernah dua periode duduk di DPRD Padang Pariaman itu belum mendaftar ke partai politik untuk maju jadi Cabup dan Cawabup, dia sudah punya nama yang lumayan bagus.
    Empat tokoh tersebut; Mothia Azis, Syafrinaldi, Dasril, dan Darmon secara basis massanya terkosentrasi di Dapil III dan IV Padang Pariaman, yang sangat cocok dan pantas untuk berpasangan dengan Ali Mukhni, yang berasal dari Dapil II daerah itu.
    Apakah salah satu dari empat nama tersebut akan diambil oleh Ali Mukhni nantinya? Atau nama lain, selain yang disebutkan diatas? Belum ada jawaban yang pasti. Yang jelas, Ali Mukhni punya cara dan strategi dalam menentukan langkahnya ke depan, termasuk merangkul tokoh yang akan dijadikan pendampingnya dalam membangun Padang Pariaman lima tahun mendatang. Dan juga, Ali Mukhni tak ingin lagi berjalan sendirian, seperti saat Pilkada lima tahun yang lalu. (damanhuri)