Gusnawati Lama Tinggal di Pondok Darurat
Rumah Rekompak, Pemberian yang tak Ternilai Harganya
Lubuk
Alung--Gusnawati, 43, merasa senang dan bahagia sekali. Sejak beberapa
waktu lalu, janda beranak tiga itu mendapat bantuan rumah yang dibangun
lewat Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Rekompak. Bantuan
itu didapatkannya, setelah berbulan-bulan tinggal dipondok darurat, yang
dia bangun dari bahan reruntuhan rumahnya yang hancur akibat gempa 2009
lalu.
Dalam keseharian, ibu yang sekaligus berperan sebagai
kepala rumahtangga sejak 2003 lalu itu merasa nyaman dan bersyukur
sekali. Ketiga putra-putrinya bisa tidur nyenyak dalam rumah sederhana,
juga ramah gempa yang terletak di Korong Koto Buruak, Lubuk Alung,
Padang Pariaman itu. Dan ia pun merasa leluasa bekerja mencari upah di
sawah dan ladang orang lain, demi menghidupi anaknya.
"Dengan
sedikit pertolongan dari dunsanaknya, rumah yang rencana awalnya hanya
satu kamar, akhirnya dijadikan dua kamar, dan satu ruangan. Sementara,
pondok darurat yang dulunya sempat dijadikan rumah, kini dijadikan
sebagai dapur, karena rumah bangunan Rekompak demikian, pas berdirinya
dibagian depan dari pondok darurat itu," kata dia ketika ditemui
Singgalang, Kamis (3/11).
Bagi Gusnawati, bantuan Rekompak
sungguh pemberian yang tak ternilai harganya. Pascagempa yang ikut
meluluh-lantakkan rumah buatan orangtuanya, tidak terbayangkan sama
sekali untuk membangun rumah. Apalagi dia sudah lama ditinggal suaminya,
yang meninggal dunia sejak 2003 silam. "Mengayuh biduk kehidupan
seorang diri. Anak-anak masih butuh uluran tangan orangtua. Joa dibuek
rumah pak. Tidak mungkin rasanya membangun rumah. Tapi Tuhan berkehendak
lain. Alhamdulillah, terima kasih banyak Harry Subrata, yang telah ikut
berperan, sehingga kini sudah tinggal dalam rumah yang bagus,"
ungkapnya.
Koordinator PNPM Rekompak untuk Korong Koto Buruak,
Lubuk Alung, Harry Subrata melihat bantuan Rekompak demikian dinilai
sukses, dan dirasakan betul oleh masyarakat banyak, terutama keluarga
miskin yang berada di Koto Buruak. "Saat ini ada 9 unit rumah lagi yang
dijadikan sebagai pilot project. Kesembilan itu, tiga unit dibangun di
Kenagarian Aie Tajun Lubuk Alung, dan enam di Koto Buruak," kata
Walinagari Lubuk Alung terpilih pada Pilwana lalu itu.
Menurutnya, pembangunan rumah yang sembilan unit itu telah berlangsung
90 persen. Hanya tinggal pintu dan plesteran saja. Dengan demikian, maka
turun pula 32 unit lagi bantuan Rekompak, yang pengerjaannya pun sudah
mulai menggali pondasi. "Sebelumnya, kita diniali berhasil mengelola 82
unit rumah yang tersebar di Koto Buruak, dan itu telah dimanfaatkan
banyak orang, terutama warga yang dinilai layak mendapatkannya, menurut
hasil verifikasi yang dilakukan tim Rekompak, sebelum rumah itu
dibangun," kata Harry Subrata.
Harry Subrata merasakan sekali,
bahwa pembangunan rumah Rekompak sangat ketat aturannya. Rumah dibangun
dengan ukuran 3 x 6, satu kamar, satu ruangan dengan konstruksi ramah
gempa. Bahannya, seperti besi harus memakai rangka besi 12. Warga yang
mendapatkannya tidak bisa dimanipulasi, karena langsung konsultan
Rekompak yang turun memverifikasi calon penerima rumah demikian.
(damanhuri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar