Ali Mukhni Bersilancar Ditengah Cimeehan Banyak Orang
Padang
Pariaman--Kabupaten Padang Pariaman terus menggeliat. Di berbagai tempat
dalam daerah itu, tampak pembangunan sedang dikebut. Pembangunan proyek
nasional sepertinya mendapat tempat di daerah yang paling parah terkena
amukan gempa 2009 tersebut. Tentunya hal itu tidak terlepas dari
kegigihan seorang Ali Mukhni, dalam melakukan kebijakannya sebagai
Bupati Padang Pariaman. Sampai-sampai tokoh nasioanal yang juga urang
awak, Azwar Anas mengatan Padang Pariaman beruntung punya Bupati Ali
Mukhni. Namun, pengakuan Bupati Ali Mukhni sendiri, ditengah gencarnya
pembangunan demikian, malah dia sering dapat ocehan dan cemoohan.
"Lah bakotbah pulo wee. Amuahnya dibawa orang itu melihat orang yang
sedang bekerja
membuat jembatan ini. Ko apo diang ko, ndak mambangun namoe ko. Kita
tak butuh berkata banyak. Lihat saja buktinya," kata dia suatu ketika
menirukan apa yang dialaminya akhir-akhir ini. Memang dasar daerah
Piaman, paling terkenal dengan budaya cimeeh. Bagi Ali Mukhni, tentunya
hal itu dijadikannya sebagai pemicu semangat dia untuk terus berbuat
ditengah masyarakatnya.
Yang jelas, kerja ini bagian dari ibadah,
kata Ali Mukhni. Sepertinya, Ali Mukhni telah belajar banyak dari
sejumlah pimpinan yang sukses dulunya. Apapun kebijakan yang
dilakukannya, tentu ada yang pro dan kontra. Dan itu pula agaknya risiko
yang harus ditanggung oleh seorang pemimpin. Berbagai pengaduan
masyarakat Padang Pariaman selalu diresponnya.
Ali Mukhni tak
ingin rakyatnya susah. Untuk itu, selagi dia tahu, kalau ada orang
miskin yang merasa susah untuk berobat menjadi perhatian tersendiri
olehnya. Apalagi kesusahan yang melibatkan banyak
orang, seperti yang dialami masyarakat Nagari Sungai Sariak dan Balah
Aie, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak dua bulan terakhir, tentang
jebolnya Irigasi Ujuang Gunuang.
Mendengar keluhan demikian, dia
tidak menunggu pencairan pitih APBD atau APBD Perubahan tokok palu.
Spontan uang pribadinya digelontorkan kesitu. "Yang penting, kesulitan
masyarakat harus ditolong. Dan itu ibadah," kata dia dengan ikhlasnya.
Ali Mukhni membiarkan saja yang dikatakan oleh segelintir orang-orang
yang tak tahu banyak dengan persoalan pembangunan yang sedang
dilakukannya.
Sebagai kepala daerah yang pernah jadi wakil bupati
satu periode bersama Muslim Kasim dulunya, Ali Mukhni terus berjalan.
Sepertinya, dia tipe pemimpin yang tidak mengenal lelah. Dalam sehari
saja hampir 10 kali bertemu dengan masyarakat banyak. Tidak sekedar
bertemu. Banyak masukan, dan keluhan warga yang dijadikan evaluasi dalam
melakukan berbagai terobosan
berikutnya.
"Dari lubuk hati yang paling dalam, ambo mohon
dimaafkan karena terlambat datang. Ini terjadi, karena banyak tamu yang
mesti dilayani pula," kata dia beralasan, sebelum memberikan sambutan.
Banyak pemimpin yang kita lihat, tidak pernah menyampaikan ucapan maaf
demikian. Namun, bagi Ali Mukhni, susahnya orang menunggu dia menjadi
buah pikiran bagi dirinya, sehingga ketika masyarakat ingin berang,
terpaksa harus mengurungkan niatnya untuk berang, melihat kejernihan dan
ketulusan hati Ali Mukhni meminta maaf.
Dukungan kembali mengalir
Tahun ini adalah tahun politik. Pesta demokrasi hanya menunggu harinya
saja lagi. Seiring dengan itu, eforia pesta demokrasi pemilihan kepala
daerah 2015 juga mulai berembus. Ali Mungki yang saat ini berpasangan
dengan Damsuar Datuak Bandaro Putiah, belum ada jaminan untuk bersama
kembali pada periode berikutnya. Dari banyak lawatan yang dilakukan
Bupati Ali Mukhni ditengah masyarakat, hampir semua masyarakat
bersepakat meminta bupati yang berasal dari guru itu untuk bisa kembali
maju memimpin Padang Pariaman.
Baik dukungan itu disampaikan
secara lisan, dan adapula dukungan yang disampaikan secara tertulis.
Dengan gamblang, Ali Mukhni merasa terharu terhadap dukungan demikian.
Dan dukungan itu sepertinya, bagaikan air mengalir saja. Hampir setiap
momen yang dilakukan masyarakat, harus menghadirkan Bupati Ali Mukhni.
Masyarakat tak ingin, acaranya diwakilkan kepada wakil bupati, atau
pejabat lainnya.
"Menjadi bupati itu memang tidak mudah. Bagaikan
tong sampah saja. Semua hal masuk, dan itu harus diterima dengan segala
dinamikanya. Apalagi saat ini, tak lulus dia jadi PNS mengadu juga ke
bupati. Kita berbuat, tentu sesuai aturan yang berlaku," kata Ali
Mukhni. (damanhuri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar