Kehadiran Jembatan Bukik Lubuk Alung Melengkapi Sejarah Nagari
Lubuk
Alung--Siang itu cuaca tidak terlalu panas. Matahari agak sedikit malu
menampakkan wujudnya, sehingga banyak orang leluasa saja menjalankan
aktivitasnya. Sejumlah pedagang keliling, sehari jelang pergantian tahun
itu banyak pergi ke Koto Buruak, Lubuk Alung.
Mereka tentunya
sudah dapat kabar sebelumnya, kalau ada keramaian diatas jembatan Bukik
Lubuk Alung tersebut. Yang namanya hiburan kalau diadakan, orang tanpa
diundang pun akan tiba dengan sendirinya. Apalagi saat itu, LPPKN Nagari
Lubuk Alung sengaja melakukan hiburan orgen tunggal, dan setahun diatas
jembatan Bukik Lubuk Alung.
Memang, jembatan yang membentang di
atas Sungai Batang Anai menghubungan Korong Koto Buruak dengan Gantiang
itu baru saja selesai dibangun. Jembatan itu merupakan satu dari empat
jembatan yang ada di sepanjang jalan lingkar Duku - Sicincin. Di Koto
Buruak, panjang jembatannya mencapai 185 meter.
Tiga jembatan
lagi terletak di Buayan, Kecamatan Anai, Pasie Laweh Lubuk Alung dan di
Kapalo Hilalang. Sepertinya, dari empat jembatan yang merupakan mega
proyek dari pusat ini, jembatan Bukik Lubuk Alung paling istimewa. Masih
dalam tahapan pengerjaan, orang kampung sudah menikmati keindahan di
atas jembatan tersebut.
Walinagari Lubuk Alung, Harry Subrata
bersama masyarakatnya tiap sebentar memposting perkembangan demi
perkembangan yang sedang terjadi di jembatan itu. Bahkan, jembatan itu
bagi rang Lubuk Alung adalah sejarah panjang, yang sudah lama jadi
impian. Apalagi, yang namanya Lubuk Alung yang dilekatkan ke nama nagari
itu, terletak di jembatan yang membentang demikian.
Malam
hiburan tahun baru, sengaja dilakukan di atas jembatan tersebut. Wagub
Sumatera Barat, Muslim Kasim hadir, meskipun Bupati dan Wakil Bupati
Padang Pariaman Ali Mukhni-Damsuar tidak hadir malam itu, karena banyak
agenda lainnya yang diikuti kedua pasangan itu. Muslim Kasim yang bupati
dua periode di daerah itu, tentu kepala daerah yang ikut merintis
keberadaan jalan lingkar itu. Sebab, proses awal jalan lingkar dibangun
sekarang, dimulai sejak tahun 2002 silam, saat pertama kali Muslim Kasim
jadi bupati.
Namun, sepuluh tahun lamanya MUslim Kasim berkuasa
di Padang Pariaman, jalan lingkar yang akan mempercepat arus
transportasi, dan menghilangkan kemacetan di Pasar Lubuk Alung dan
Sicincin itu nyaris gagal. Seolah-olah hilang dari peredaran. Muslim
Kasim diasyikkan dengan berbagai problema. Mulai dari kisruh dengan DPRD
periode 2004-2009, sampai persoalan ketetapan ibukota kabupaten di
Parit Malintang.
Dan akhirnya dia jadi Wakil Gubernur Sumatera
Barat, mendampingi Irwan Prayitno, politikus PKS yang turun gunung, dari
DPR RI. Ali Mukhni yang sempat lima tahun mendampingi Muslim Kasim di
Padang Pariaman tentu tak bisa berbuat banyak kala itu. Kebijakan
seorang wakil sangat terbatas. Barulah, setelah Ali Mukhni terpilih pada
2010, geliat pembangunan jalan lingkar kembali bergema.
Proses
ganti rugi tanah dan tanaman masyarakat antusias dilakukan. Bupati Ali
Mukhni pun telah memastikan, bahwa mulai tahun ini, jalan lingkar itu
diaspal hotmix. Empat jembatan yang akan dilalui selesai dikerjakan. Ali
Mukhni terkenal sebagai bupati gigih. Dimanapun kendalanya pembangunan
jalan itu, selalu ada solusinya.
Tiap sebentar Ali Mukhni
mengunjungi jembatan Bukik Lubuk Alung. Termasuk jembatan yang tiga
lagi. Baginya, kesuksesan pembangunan jalan lingkar dan jembatan
tersebut, adalah prestasi yang sangat luar biasa. Dan tiap sebentar pula
Ali Mukhni melakukan koordinasi dan komunikasi dengan tokoh masyarakat
dan walinagari, tempat jembatan itu dibangun.
Momen siapnya
jembatan Bukik Lubuk Alung, merupakan tonggak sejarah penting yang akan
ditancapkan masyarakat Lubuk Alung. Apalagi, pembangunan kantor
walinagari pas di ujung jembatan, telah dimulai pula. Jembatan siap,
kantor walinagari sudah pula dikerjakan nantinya. Lengkaplah sudah
sejarah lama itu terwujud dengan baik.
Jembatan Bukik Lubuk
Alung, disamping sebagai penghubung, juga akan berfungsi sebagai objek
wisata. Bila ingin makan enak, sambil menikmati kesejukkan angin,
datanglah ke jembatan Bukik Lubuk Alung. Air Sungai Batang Anai yang
mengalir jernih dibawah jembatan, seolah-olah ikut menemani
gundah-gulananya pemikiran anak muda yang mengabadikan berbagai momen
diatas jembatan itu. (damanhuri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar