Hamzah Haz, Wartawan yang Pernah Jadi Wapres
Dr. H. Hamzah Haz, MA, P.hD. adalah Wakil Presiden Republik Indonesia kesembilan yang menjabat sejak tahun 2001 bersamaan dengan naiknya Megawati Soekarnoputri menjadi
Presiden Republik Indonesia. Dalam kepartaian, Hamzah Haz menjabat
sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tahun 1998-2007.
Riwayat Awal
Hamzah Haz lahir di Ketapang, Kalimantan Barat pada 15 Februari 1940;
umur 74 tahun. Sekolah di SMP, Pontianak, Kalimantan Barat. Lalu Pada
1961 melanjutkan ke Sekolah Menengah Ekonomi Atas (SMEA) di Pontianak,
setelah lulus, ia menjadi Wartawan surat kabar Bebas, Hamzah pernah
kuliah di Yogyakarta sampai lulus pada 1965 dan melanjutkan kuliah di
Jurusan Ilmu Perusahaan Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura. Selama
menuntut ilmu di Pontianak, beliau juga merupakan Ketua Presidium KAMI
Konsulat Pontianak.
Karier
Pada tahun 1971 Hamzah pernah menjadi Wakil Ketua DPW Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan Barat, setelah itu dia menjadi wakil rakyat bagi NU
pada tahun itu juga. Pasca terjadinya fusi antara Nahdlatul Ulama (NU)
dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Hamzah aktif bergerak menjadi
anggota DPR bagi PPP serta menjadi pengurus penting PPP sampai akhirnya menjabat mejadi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu.
Menteri Negara Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) - Oleh Presiden Habibie,
pada 1998 Hamzah Haz diangkat menjadi Menteri Negara Investasi/Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), namun ia mengundurkan diri
setelah satu tahun menjabat akibat desakan masyarakat agar pimpinan
partai tidak menjabat menteri.
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat - Namun ketika Presiden Abdurrahman Wahid
memintanya menjadi menteri pada Kabinet Persatuan Nasional sebagai
Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, dia kembali menerima
amanat tersebut, dan kembali pada 26 November 1999 Hamzah kembali
mengundurkan diri dengan alasan yang sama dan ingin fokus ke partai.
Aksi pengunduran itu juga merupakan aksi pengunduran diri pertama dalam
kabinet Persatuan Nasional setelah Hamzah hanya menjabat selama dua
bulan.
Wakil Presiden Republik Indonesia - Puncak karier politik Hamzah Haz adalah ketika ia berhasil menjabat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia menggantikan Megawati Soekarnoputri yang saat itu naik jabatan menjadi Presiden Republik Indonesia menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid yang diberhentikan melalui Sidang Istimewa MPR yang dipimpin Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat saat itu, Amien Rais.
Dalam pemilihan Wakil Presiden yang dilakukan oleh 700 orang anggota MPR tersebut, Hamzah Haz berhasil unggul dari Susilo Bambang Yudhoyono dan Akbar Tandjung.
Pada Pemilu 2004, Partai Persatuan Pembangunan meraih posisi keempat,
berada di bawah Partai Kebangkitan Bangsa dengan 8,15% suara, sehingga
Hamzah Haz dicalonkan sebagai calon presiden oleh partainya, PPP,
berpasangan dengan Agum Gumelar sebagai calon wakil presiden, namun ia
kalah dengan perolehan suara hanya 3%.
Pemikiran
Hamzah Haz banyak diduga memiliki hubungan dengan para tentara muslim
terutama akibat hubungan baiknya dengan KH. Abu Bakar Ba'asyir dengan
tujuan untuk mencari dukungan suara agar memilihnya menjadi Presiden
Republik Indonesia pada Pemilu 2004.
Hamzah Haz juga sempat mengungkapkan bahwa Amerika Serikat adalah teroris, yang menjadi kontroversi dimana-mana.
Menjelang Pemilu 2014, Hamzah Haz mengungkapkan bahwa suatu hal yang
nasionalis dan agamis patut untuk digabungkan agar berhasil memimpin
Indonesia 5 tahun ke depan, Ungkapan tersebut sejalan dengan dukungan
Hamzah kepada Joko Widodo (Jokowi) agar mencalonkan diri menjadi presiden pada Pemilu 2014 dan juga imbauan untuk Jokowi agar memilih Wakil Presiden dari jajaran Agamawan.
Kehidupan Pribadi
Hamzah Haz memiliki dua orang istri yaitu Asmaniah dan Titin Kartini,
dan memiliki 12 anak dan salah satunya, Nur Agus Haz merupakan anggota
DPR dari PPP. Hamzah Haz bergelar PhD (S3 / doktoral) dari American
World University, sebuah institusi pabrik ijazah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar