Keteladanan Gaek Lamang di Nagari Guguak yang tak Pernah Dilupakan
Kayutanam---Sebagai
nagari yang terletak di ikue darek kapalo rantau, Guguak punya banyak
peninggalan sejarah yang nyaris terlupakan. Sepertinya, nagari yang
terletak di Kecamatan 2x11 Kayutanam ini punya pergolakan yang luar
biasa pada zaman saisuak. Namun, peninggalan sejarah demikian belum
digarap secara maksimal, sehingga terendap begitu saja.
Disamping
ditemukannya makam Engku Sumaniak, yang kata orang kampung itu
seniornya Syekh Burhanuddin Ulakan, juga adalagi makam yang dianggap
masyarakat Guguak sebagai makamnya orang keramat, yakni makam Gaek
Lamang. Makam itu terletak dihutan belantara, yang disekelilingnya
dipenuhi oleh makam masyarakat kampung itu. Gaek Lamang nama aslinya,
adalah Dampam. Dia seorang labai, atau orang siak
yang punya banyak kelebihan.
Sabtu lalu, Singgalang bersama
Masrizal, anggota DPRD Padang Pariaman sengaja menelusuri situs yang
belum ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah tersebut. Ditemani
seorang pemuda kampung, kami pun menelusiri sebuah bukit di Korong Pasa
Surau. Ada bekas jalan yang pernah dibangun lewat program PNPM dulunya,
tetapi telah merimba. Pemukiman pun ada, namun tak banyak rumah warga
disitu.
"Digelari dia dengan Gaek Lamang, lantaran setiap kali
pulang mengaji atau mendoa di rumah masyarakat, lamang yang dibawanya
selalu diberikan kepada warga yang sedang duduk di lapau. Artinya, Gaek
Lamang ini suka berbagi, meskipun yang diberikannya hanya sebatang
lamang hasil sedekah orang pula," kata H. Baharuddin Tuanku Kadhi
Guguak, yang sempat bercerita panjang tentang Gaek Lamang demikian.
Kemudian, Gaek Lamang juga dikenal sebagai urang siak yang paling
jujur. Dia
tidak malin kitab seperti kebanyakan para ulama. Namun, kaji yang
didapatkannya dijunjung tinggi, diamalkan saban waktu. "Sebagai contoh,
setiap bulan baik, seperti hari raya, orang kampung banyak yang
memanggil Gaek Lamang untuk mendoa di rumah. Baginya, siap yang duluan
memanggilnya harus pula didahulukan, meskipun rumah orang yang memanggil
itu terletak jauh diujung kampung," cerita Tuanku Kadhi lagi.
Tuanku Kadhi melihat, sembahyang lima waktu atau sembahyang sunnat yang
dilakukan Gaek Lamang cukup memakan waktu yang sangat lama. Ini
kelebihannya yang sangat luar biasa sekali. Dimana hal demikian sangat
jarang bersua dikalangan orang siak zaman sekarang. Kesannya, dakwah
yang dilakukan Gaek Lamang banyak dengan perilaku elok yang dimulai dari
dirinya sendiri. Dia tak banyak bicara. Hanya masyarakat banyak yang
menilai, kalau dia punya banyak contoh baik, yang mesti ditiru oleh
masyarakat.
Diperkirakan Gaek
Lamang meninggal dunia antara tahun 1954-1956. Berusia sekitar 70
tahun. Bagi masyarakat Guguak, karena dinilai orang keramat dibuatkanlah
gubah makamnya. Dan tiap tahun selalu diadakan acara selamatan di
komplek makamnya itu.
"Makam Gaek Lamang banyak dijadikan orang
luar sebagai tempat menunaikan nazar. Seumpana orang berniat kalau hasil
pertaniannya rancak, atau pendidikan anaknya sukses, maka dia berniat
mendoa di kuburan Gaek Lamang," sebut Tuanku Kadhi lagi.
Masyarakat Guguak berharap kepada anggota dewan asal kampung itu,
Masrizal yang saat ini maju menjadi calon anggota DPRD Sumbar dari PPP
untuk bisa memperjuangkan makam itu dijadikan situs cagar budaya. Dan
hal itu sangat pantas, mengingat perjuangan yang dilakukannya zaman dulu
terhadap masyarakat Nagari Guguak dan sekitarnya. (damanhuri)
Kuburan gaek lamang berada di sebelah kebun keluarga saya pak🙏
BalasHapus