Jangan Adalagi Masyarakat yang Tidur dalam Rumah Beralaskan Tanah dan Dinding Treval
Padang Pariaman--Potensi dana zakat dari masyarakat Padang Pariaman setiap tahunnya
berkisar sekitar Rp100 miliar. Namun, anggaran sebanyak itu belum
tergarap secara maksimal untuk mengembangkan ekonomi masyarakat miskin
yang juga sebagai mustahik.
Berangkat dari realita demikian,
Suhatri Bur yang mantan Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas)
Kabupaten Padang Pariaman ingin hal itu dikembangkan dengan
sebaik-baiknya, untuk kesejahteraan masyarakat yang sampai saat ini
masih dalam kategori miskin.
Suhatri Bur memantapkan langkahnya
maju ke depan. Dia ikut dalam pusaran politik praktis Pilkada Padang
Pariaman, maju menjadi calon wakil bupati mendampingi calon incumbent;
Ali Mukhni, dan ditetapkan sebagai calon kepala daerah dengan nomor urut
satu, berangkat lewat Partai Golkar, Demokrat, PKB, PAN, PKS, Gerindra,
dan PPP. "Kita optimis, Padang Pariaman lima tahun mendatang bisa lebih
maju lagi, karena sudah berjalannya sejumlah program oleh kepala daerah
saat ini, terutama yang dikelola Baznas. Apalagi, daerah ini baru saja
terlepas dari status daerah tertinggal," ungkap Suhatri Bur.
Bagi
Suhatri Bur yang saat ini juga sebagai Ketua DPD Asosiasi Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Padang Pariaman, tidak ingin lagi adanya
masyarakat yang mendiami rumah beralaskan tanah dan berdinding traval.
"Saat ini kondisi itu masih ada, dan telah dimasukkan ke dalam program
Padang Pariaman Sejahtera di Baznas," sebutnya.
"Padang Pariaman
sebagai daerah yang kuat dengan tradisi adat dan agama ini, harus ada
aturan yang kuat untuk mengatur hiburan malam dan orgen tunggal. Ke
depan, orgen tunggal yang memekakkan telinga tengah malam tidak adalagi.
Perlu dibuat dan ditegakan kearifan lokal, sehingga masyarakat merasa
nyaman dan tenang dalam istirahat malamnya," kata dia.
Suhatri
Bur yang pernah jadi anggota dan Ketua KPU Padang Pariaman (2003-2013)
ini memulai pendidikannya; SDN 1 Pakandangan 1984, SMP N Pakandangan
1987, SMA N Lubuk Alung 1990, Sarjana Ekonomi Unand Padang 1996, Pasca
Sarjana 2010. Pendidikan informal yang pernah di tempuhnya; Pesantren
Darul Ikhlas Lubuak Tajun, Pakandangan 1983 – 1987. Suami Yusrita, yang
juga seorang PNS di SMP Pakandangan ini, juga banyak bergelud di
berbagai organisasi sosial kemasyarakatan.
Mulai dari Ketua DPP
LPM Padang Pariaman 2008 – 2014 dan 2015-2020, Ketua FKMD Padang
Pariaman 2013 – 2018, Wakil Ketua DPP LPM Provinsi Sumatera Barat 2013 –
2018, Ketua Komite SMKN Enam Lingkung 2013 – 2018, Sekretaris Karang
Taruna Padang Pariaman 2007 – 2012, Wakil Ketua Kombat Sena Sumatera
Barat 2013 – 2018, Anggota Bamus Nagari Pakandangan 2003 – 2008 dan
2008-2014, Ketua Bamus Nagari Pakandangan 2014 – 2020, Wakil Ketua 1
KONI Padang Pariaman 2012 – 2017.
Selanjutnya, Ketua KNPI
Kecamatan Enam Lingkung 2004 – 2012, Sekretaris Forum Komite Sekolah
Enam Lingkung 2013 – 2018, Ketua Harian PBVSI Padang Pariaman 2014 –
2018, Bendahara PC Nahdlatul Ulama Padang Pariaman 2004 – 2008, Wakil
Ketua Ormas Nasional Demokrat Padang Pariaman 2004 – 2008.
Suhatri Bur yang lahir 11 Oktober 1970 di Pakandangan, dan telah di
karunia empat orang putra-putri ini juga pernah melakukan sejumlah
pekerjaan dan profesi. Mulai dari PT Yakult Indonesia Persada 1998 –
1999, Koordinator Marketing Harian Indonesia Express 1999 – 2000, Tenaga
Lapangan Dikmas Pendidikan Masyarakat 2000–2003, Manager Program
Ketahanan Pangan (PKP) 2001 – 2002.
Atas kesuksesannya melakukan
Pemilu, Pileg dan Pilkada di Padang Pariaman, Suhatri Bur dapat
penghargaan dan apresiasi dari KPU Pusat. "Pikiran ini tenang, manakala
pekerjaan dilakukan dengan baik dan benar, selesai dengan membuahkan
hasil yang maksimal. Soal gejolak atau ketidak-puasan dari pekerjaan
yang kita lakukan, tentu hal yang biasa. Namun, hasilnya harus sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku," kata dia.
"Yang namanya Pemilu, Pileg, Pilpres, dan Pilkada jelas anggota dan
pimpinan KPU berhadapan dengan kepentingan banyak orang. Banyak tekanan
dan intervensi yang kita hadapi. Namun, semua itu adalah bumbu dan
dinamika yang harus dilalui dengan cantik dan manis, tanpa ada peraturan
yang kita langgar. Untuk ini, dalam Pilkada serentak yang dilakukan
tahun ini, kita ingin pihak penyelenggara mampu melakukannya dengan
baik, sesuai aturan main yang berlaku," katanya. (501)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar