Dinda Dwiputri Hilman Melanjutkan Studinya Tanpa Kepastian
Lubuk
Alung---Dinda Dwiputri Hilman melanjutkan studinya tampa kepastian. Anak
yang baru tamat SD itu atas prakarsa Karang Taruna Nagari Lubuk Alung,
kini melanjutkan pendidikannya di Pesantren Nurul Yaqin, Ringan-Ringan,
Kecamatan Enam Lingkung. Dia hampir saja putus sekolah, lantaran tak ada
keluarganya yang mau melanjutkan masa depan anak malang demikian.
Selama sekolah di SD dekat rumah orangtuanya di Sungai Abang, Lubuk
Alung, Dinda cukup punya prestasi yang lumayan meyakinkan. Namun, tak
punya uang dan orangtua yang mampu untuk menyekolahkannya. Bahkan, untuk
tamat SD saja Dinda berjibaku bekerja menjualkan makanan milik orang
lain.
Kedua orangtua jauh tinggal di rantau orang, untuk mengadu
nasib. Dinda disuruhnya pulang dan selanjutnya tinggal di kampung,
lantaran untuk menemani ibu dari ibunya yang sakit parah. Pengabdian
anak sekecil Dinda lumayan berat kepada neneknya yang bernama Marnis,
yang baru saja meninggal akibat penyakit komplikasi.
Dengan
berjualan sambil sekolah itulah Dinda mampu menyelesaikan pendidikan
SD-nya. Dia ingin melanjutkan sekolah, tapi tak ada jalan. Bahkan untuk
uang masuk saja kedua orangtua tak punya, aku Dinda saat ditanya.
Akhirnya, Ketua Karang Taruna Lubuk Alung; Jasman Jay menyerahkannya ke
Pesantren Nurul Yaqin.
"Berkat bantuan dari hamba Allah, uang
masuk, beli kelengkapan telah selesai. Untungnya uang masuk tak pula
mahal di pesantren yang dimiliki Syekh Ali Imran Hasan demikian,
sehingga Dinda bisa masuk. Bahkan, lantaran anak ini punya nilai lumayan
semasa SD, di pesantren dia dapat lokal unggul pula. Alhamdulillah,"
kata Jasman Jay.
Jasman Jay bersama pengurus Karang Taruna
lainnya telah mengadukan hal itu ke BAZ Padang Pariaman untuk bisa
dicarikan solusi jangka panjang. Sebab, untuk biaya hariannya saat ini
belum ada kepastian dari mana akan dicarikan. Seperti beras, biaya beli
sambal dan lainnya.
"Kita berharap banyak, BAZ Padang Pariaman
dan pihak lainnya bisa ikut memberikan kemudahan terhadap masa depan
anak cerdas, tapi miskin itu. Kita ingin, ditengah keterbatasan itu
pendidikan agama dan umumnya bisa selesai dengan baik dan benar di
pesantren tersebut, sehingga berguna ditengah masyarakatnya di kemudian
hari," harap Jasman Jay. (damanhuri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar