wartawan singgalang

Rabu, 26 Agustus 2015

Bermodal Ikhlas Rumah Tahfidz Remiska Membentuk Karakter dengan Alquran

Bermodal Ikhlas
Rumah Tahfidz Remiska Membentuk Karakter dengan Alquran

Nan Sabaris--Membentuk karakter dengan Alquran. Itu motto atau tujuan didirikannya Rumah Tahfidz Quran Remaja Masjid Kabun (Remiska), sejak setahun yang lalu. Bermodalkan ikhlas dalam mengembangkan ilmu kitab suci yang jadi pegangan bagi umat Islam itu, hingga saat ini Rumah Tahfidz mendidik 100 lebih santri, sejak dari tingkat balita hingga tingkat SMA.
    Terletak di jalan Kebayuran Lama, Nagari Pauh Kambar, Kecamatan Nan Sabaris, Padang Pariaman, Rumah Tahfidz Quran itu melakukan kerjasama dengan Sekolah Tinggi Agama Islam Pendidikan Ilmu Quran (STAI PIQ) Padang. "Kalau di sini, yang khatam Quran itu ada yang hafidz satu juz, ada yang dua dan ada pula yang hafidz lima juz," kata Rahmat Mulyadi, Kepala Tahfidz Quran Remiska tersebut.
    Menurutnya, satu kelas memuat 20 santri maksimalnya. Dari total santri yang ada tahun ajaran sekarang, Rumah Tahfidz Remiska punya lima kelas. Untuk menentukan kelas masing-masing santri, tergantung dari kemampuan santri bersangkutan. "Kadang-kadang, santri itu pendidikannya sudah SMP, tapi kemampuan Quran-nya bisa saja setara dengan anak TK atau SD," ujar Rahmat Mulyadi.
    "Di sini yang kami tekankan, adalah Tahsinul Quran (bersih makhrajul huruf). Jadi tidak sekedar hafidz, tapi juga sekalian pandai dan mengerti makhraj, tanda baca serta bersih bacaannya. Ini sangat penting, mengingat hafal benar Quran itu, kalau Tahsin-nya tidak ada, akan berdampak pada maksud dan tujuan dari pengertian yang dibaca oleh yang bersangkutan," ungkapnya.
    Bersama pengelola lainnya, Rahmat Mulyadi terus memberikan yang terbaik pada lembaga yang dia pimpin tersebut. "Sesuai ketetuan, untuk uang masuk hanya kami bebankan kepada orangtua anak sebanyak Rp20 ribu. Sedangkan uang bulanan juga Rp20 ribu. Ada sejumlah santri yang berasal dari panti asuhan yang berdekatan dengan Rumah Tahfidz Remiska ini kita gratiskan dari segala iyuran. Sementara, untuk honor para guru yang mengajar, itu diberikan pula Rp20 ribu per sifnya. Dengan demikian, setiap bulannya masing-masing guru menerima honor berpariasi. Mereka diberikan honor, tergatung kebutuhan guru demikian," katanya.
    Alhamdulillah, lanjut Rahmat Mulyadi, untuk melakukan aktivitas seharihari, Bupati Padang Pariaman Ali Mukhni ikut jadi donatur tetap di lembaga ini. Walau bagaimanapun, dari uang yang terkumpul dari iyuran santri sama sekali tidak akan mampu menutupi biaya operasional, termasuk sewa rumah yang kita pakai tiap hari. Namun, Tuhan punya cara sendiri untuk meneruskan aktivitas yang penuh dengan kemulyaan ini.
    Sebagai lembaga pendidikan yang mengkhususkan agama (Quran), tambahnya, banyak juga dari kalangan orangtua yang enggan membayar iyuran yang jumlahnya tak seberapa itu. Apalagi, di kalangan masyarakat itu sudah jadi tabiat, kalau uang untuk les ini dan itu, para orangtua tidak ingin lalai atau melewatkan begitu saja. Tetapi, kalau untuk agama, masih ada yang meremehkan atau kurang mempedulikan. Padahal, jumlah uang untuk agama jauh lebih sedikit, bila dibandingkan dengan urusan dunia atau pendidikan umum.
    Rahmat Mulyadi melihat, banyak dari santri yang dididiknya punya potensi besar untuk bisa jadi seorang hafidz yang baik. Namun, dorongan dan motivasi dari orangtua anak yang kurang, sehingga peminat santri di Rumah Tahfidz Remiska ini belum bisa sebanyak yang diinginkan. "Untuk memberikan motivasi pada anak, setiap bulan kita adakan lomba hafalan Quran antar santri. Diberi pula hadiah bagi yang berprestasi. Tentunya hal itu, bagian dari upaya bagaimana para santri tekun belajar," sebutnya.
    Di Rumah Tahfidz Quran Remiska, kata Rahmat Mulyadi, para santri pada umumnya berasal dari luar Pauh Kambar. Mulai dari Toboh Gadang, Lubuk Alung, Parit Malintang dan nagari lainnya. Presentasenya, lebih banyak santri yang dari luar ketimbang dari Pauh Kambar sendiri. Sayangnya, santri yang melanjutkan studinya ke luar daerah, susah untuk kembali belajar di lembaga ini. (501)

Tinggal Sebuah Persoalan Lagi Keberhasilan Ali Mukhni

Tinggal Sebuah Persoalan Lagi Keberhasilan Ali Mukhni

Padang Pariaman--Lima tahun memimpin, sosok Ali Mukhni dimata Ketua PWI Padang Pariaman Ikhlas Bakri termasuk pekerja keras, ulet dan luar biasa. Di samping itu juga sederhana dan dekat dengan masyarakat. Jika hanya menjadikan masyarakat Padang Pariaman sebagai indikator kedekatan, rasanya sebuah penilaian belumlah objektif. Tetapi menjadikan masyarakat Padang Pariaman yang berada di perantauan bisa dijadikan alat ukur.
    Ini terlihat sekali ketika rombongan beberapa orang wartawan menghadiri peringatan puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2014 lalu di bumi Rafflesia Bengkulu. Sesaat menjelang bertolak ke kawasan Benteng Padri, tempat hajatan tahunan yang menjadi HPN perpisahan dengan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, rombongan terlebih dahulu minum pagi di Pasar Minggu.
    Ketka akan menaiki kendaraan plat merah menuju lokasi, seorang warga separoh baya berusia sekitar 50-an tahun dari seberang jalan bertanya, "Ma Ajo Ali? Kami tertegun dan sejenak berfikir. Spontan kami bertanya. "Ajo Ali yang ma?" "Ajo Ali bupati....."
    Kami kemudian menjelaskan bahwa Bupati Padang Pariaman (Ajo) Ali Mukhni tidak hadir dalam rombongan tersebut dan mengutus stafnya di Bagian Humas sebagai pengganti. Secara lansung maupun tidak, dialog singkat tadi telah memperlihatkan kedekatan seorang Ali Mukhni dengan masyarakatnya yang di berada di perantauan.
    Dalam konteks serupa tapi tak sama, seorang kawan yang terbilang masih kerabat anggota DPR RI asal Sumbar Mulyadi pernah pula menuturkan, Ali Mukhni selain bisa menjalin jembatan hati, juga bisa mempertahankannya. Penilaian ini tentu saja bukan tanpa alasan. Tak dapat dipungkiri, aliran dana pusat ke Padang Pariaman memiliki keterkaitan yang erat dengan Mulyadi.
    Selain dana dalam bentuk Program Peningkatan Infrastruktur Pedesaan (PPIP), berdiri megahnya Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) di Pantai Tiram juga tidak terlepas dari peran Mulyadi. Pembangunan BP2IP diawali pada 2012 lalu. Diperkirakan akan selesai pada 2018 mendatang, dengan total biaya sekitar Rp 500 milyar.
    Tindakan Ali Mukhni menggapai sekaligus menerima pembangunan BP2IP ini merupakan sebuah keberanian dan pantas mendapatkan pujian. Bagaimana tidak, Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) sudah menganggarkan dana tahap awal pada 2012. Sementara lahan yang dibutuhkan puluhan hektare harus dibebaskan. APBD Padang Pariaman tidak memungkinkan untuk itu.
    Berbekal ilmu dan pengalaman, Ali Mukhni bertindak cepat dan tepat. Kedekatannya dengan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno pun menjadi penentu yang sangat berharga, sehingga pembebasan lahan bisa dibebankan kepada APBD Sumbar.
    Kegigihan Ali Mukhni sangatlah beralasan, BP2IP kehadirannya kelak akan dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup nelayan Padang Pariaman dan Sumbar. Padang Pariaman dan Sumbar beruntung sekali, dari 7 unit BP2IP di nusantara, satu di antaranya berada di Padang Pariaman.
    Tak hanya itu, bisa menempatkan pembangunan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendikia (MAN IC) di Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, asrama dan embarkasi haji di Sungai Buluah, Kecamatan Batang Anai, jalan lingkar Buayan – Sicincin, dan pembangunan stadion megah di Lubuk Alung, tentulah membutuhkan perjuangan ekstra, pendekatan khusus dan tidak main-main.
    Dengan hasil dari berbagai upaya yang telah dilakukannya, tidaklah berlebihan jika banyak masyarakat Padang Pariaman berkeinginan menganugerahi gelar Bapak Pembangunan kepada Ali Mukhni.
    Kemesraan hubungan dengan wartawan di mata Ikhlas sudah dilakukan Ali Mukhni mendekati sempurna. Terhadap masing-masing pribadi wartawan cukup dikenal Ali Mukhni. Demikian juga dalam bentuk perhatian secara menyeluruh dan luas.
    Permintaan Ali Mukhni untuk menyelenggarakan peringatan Hari Pers Nasional (HPN) Tingkat Sumbar 2014 lalu di Padang Pariaman dapat juga dijadikan sebagai alat ukur kedekatannya dengan para pewarta, baik yang bertugas di Padang Pariaman maupun dengan jajaran redaksi dan pengurus PWI Sumatera Barat di Padang.
    Setelah dapat dikatakan berhasil menyelenggarakan HPN Sumbar bersama PWI Padang Pariaman dengan menggelar seminar, menerbitkan buku Lebih Dekat dengan Wartawan Piaman, ternyata tak berhenti sampai di sini, Ali Mukhni masih menyimpan segenggam obsesi menyangkut pewarta, khususnya yang bernaung di bawah PWI. Menggelar HPN secara nasional di Padang Pariaman pada tahun-tahun mendatang. Sejumlah langkah dan upaya untuk itu pun tengah dipersiapkan.
    Di samping itu, Ikhlas masih menitipkan sebuah persoalan yang tak dapat dikatakan ringan. Sebagaimana analisa dan prediksi pakar dari berbagai negara, daerah pantai barat Sumatera, khususnya Sumbar selalu dihantui gempa besar dan sangat berpotensi terjadinya tsunami.
    Untuk mengurangi tingkat kecemasan masyarakat, pemerintah diharapkan mendirikan bangunan tinggi yang multifungsi. Bisa jadi dalam bentuk bangunan gedung sekolah, bangunan kantor, atau fasilitas umum lainnya.
    Fasilitas yang ada sekarang sangatlah belum memadai, seperti Bandara Internasional Minangkabau (Batang Anai) dan bangunan BP2IP (Ulakan Tapakis). Hanya ada 2 tempat untuk 2 kecamatan.
    Idealnya setiap kecamatan memiliki 2-5 bangunan tinggi yang dikalkulasikan dengan jumlah penduduk. Pemerintah Padang Pariaman barangkali bisa menjalin kerjasama dengan Kementerian Pendidikan, di mana setiap tahunnya kucuran dana ke Padang Pariaman bernilai milyaran rupiah. Pemanfaatannya diminta secara khusus untuk membangun sekolah (SD, SMP dan SMA) yang berada di kawasan pantai dengan bangunan bertingkat tiga. (501)

Jumat, 21 Agustus 2015

Melihat Tradisi Maulid Sepanjang Tahun yang Perlu Dilestarikan

Melihat Tradisi Maulid Sepanjang Tahun yang Perlu Dilestarikan

Padang Pariaman--Tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Padang Pariaman, agaknya tradisi paling unik dan berlaku sepanjang tahun, bila dibandingkan dengan tradisi lainnya di daerah itu. Disebut berlaku sepanjang tahun, lantaran suatu ketika di luar bulan Maulid yang tiga bulan, masyarakat banyak melakukan tradisi yang satu ini.
    Sebut misalnya, saat peringatan 100 hari atau 40 hari meninggalnya salah seorang anggota keluarga. Ini saat peringatan 100 hari wafat, biasanya ahli waris yang meninggal memperingatinya dengan melakukan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tradisi semacam ini, hampir dilakukan masyarakat perkampungan atau yang masih kuat memegang tradisi lama yang dibuat oleh yang tua-tua dulunya.
    Peringatan Maulid Nabi itu tidak pula bisa dilepaskan dari tradisi malamang. Artinya, ketika Maulid akan dilakukan malam hari, siang sebelumnya yang punya rumah bersama sanak kerabatnya sibuk membuat makanan yang namanya lamang.
    M. Bustanul Arifin Khatib Bandaro melihat, tradisi Maulid sepanjang tahun itu memang sudah lama berlakunya di tengah masyarakat. Terutama di kalangan masyarakat Kecamatan VII Koto lama yang meliputi Kecamatan Patamuan, Padang Sago, dan Kecamatan VII Koto Sungai Sariak yang diketahuinya.
    "Kalau peringatan Maulid Nabi di surau dan masjid dalam rentang waktu tiga bulan; Rabiul Awal, Rabiul Akhir, dan Jumadil Awal itu sudah lumrah. Boleh dikatakan setengah wajib hal itu dilakukan oleh masyarakat nagari atau korong terkait. Tetapi, peringatan Maulid Nabi di rumah masyarakat saat peringatan 100 hari wafat, atau melepaskan nazar, ini baru terbilang luar biasa," kata Bustanul Arifin, Khatib Nagari Sungai Durian, Kecamatan Patamuan ini.
    Menurut dia, tradisi Maulid Nabi di surau dan masjid sama caranya dengan yang dilakukan di rumah masyarakat. Namun, momennya saja yang berbeda dan urang siak pandai dikia. Sebab, untuk menghadirkan urang siak pandai dikia itu tergantung kesanggupan tuan rumah yang sesuai pula dengan kebutuhannya.
    Maulid Nabi yang di rumah masyarakat itu, ada yang semalam saja, dan ada pula yang berlanjut besok siangnya, yang diakhiri dengan jamuan makan siang bersama. "Urang siak pandai dikia, tuanku, imam, khatib, labai, serta pegawai yang duduk malam itu diberikan sedekah berupa lamang yang kadang-kadang diikatkan pula sehelai kain saring, serta uang dalam amplop.
    Bustanul Arifin menilai, pelaksanaan tradisi semacam itu terselip kesenangan dan kebanggaan oleh masyarakat yang melakukannya. Mereka mengadakannya tidak dengan terpaksa. Melainkan dengan senang hati. Ketika hendak hajatan itu dilakukan, mereka berlomba-lomba memberitahu mana yang patut dan mana yang mungkin untuk dikasih tahu.
    "Mulai dari anak yang jauh di rantau, sampai ke andan pasumandan, ipar besan dan sanak saudara yang ada di kampung sekitar. Artinya, kalau masyarakat melakukan Maulid Nabi dalam peringatan 100 hari wafat, itu sama pula dengan baralek. Tamu yang datang membawa uang untuk penolong sedekah urang siak. Dan kalau ada acara badoncek, saat itu diterimanya pula dari masyarakat korong terkait," ujar Bustanul Arifin yang juga Ketua Tanfidziyah MWC NU Kecamatan Patamuan itu.
    Katanya lagi, dalam tradisi demikian banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran dan hikmah tersendiri. Dengan acara itu pula terjalinnya hubungan silaturrahim diantara sesama masyarakat, bertemunya ipar dengan besannya. Tentunya, tradisi ini penting untuk dilanjutkan, sebagai warisan Nusantara di Padang Pariaman. (501)

Kamis, 20 Agustus 2015

Alfikri Mukhlis - Yulius Danil Mendominasi Dapil III dan IV

Alfikri Mukhlis - Yulius Danil Mendominasi Dapil III dan IV

Padang Pariaman--Pilkada serentak semakin dekat. Tanggal 24 Agustus ini KPU mengumumkan pasangan calon kepala daerah yang ikut pertarungan. Di Padang Pariaman, baliho pasangan Alfikri Mukhlis - Yulius Danil mulai tersebar di tempat-tempat strategis dengan sangat gagahnya. Bahkan terkesan lebih wah dan serius untuk 'melawan' pasangan Ali Mukhni - Suhatri Bur, yang balihonya hanya ukuran kecil di sejumlah tempat.
    Sejumlah baliho itu banyak beredar di Dapil III Padang Pariaman yang wilayahnya meliputi Kecamatan 2x11 Kayutanam, 2x11 Enam Lingkung, Enam Lingkung, Nan Sabaris dan Kecamatan Ulakan Tapakis. Dan memang, di Dapil ini terkesan pesta Pilkada terkesan sedikit melawan, karena calon bupati; Alfikri Mukhlis yang juga Ketua DPD Partai NasDem berasal dari dapil ini. Sama halnya dengan Suhatri Bur, calon wakil bupati yang akan mendampingi Ali Mukhni, juga bertitik tolak dari Dapil ini.
    Pasangan Ali Mukhni - Suhatri Bur ingin melanjutkan pembangunan Padang Pariaman yang dinilainya masih terbengkalai. Sedangkan pasangan Alfikri Mukhlis - Yulius Danis ingin menjadikan daerah itu lebih terkenal lagi. "Sekarang Padang Pariaman di tangan Bupati Ali Mukhni telah terkenal. Kedepan, atau periode mendatang daerah bekas gempa 2009 ini harus lebih terkenal lagi. Itu wujud dari sebuah nilai perubahan," kata Alfikri Mukhlis.
    Alfikri Mukhlis - Yulius Danil yang diusung Partai NasDem dan Hanura tampak diuntungkanan dengan bakal menguasai Dapil III dan IV Padang Pariaman. Bila dikalkulasikan, kedua Dapil ini mempunyai jumlah anggota DPRD sebanyak 21 dari 40 anggota dewan. Sejarah juga membuktikan, Yulius Danil jadi Ketua DPRD Padang Pariaman periode 2004-2009, adalah berangkat dari Dapil IV, yang waktu itu mampu mendudukkan dua orang kader Golkar sekaligus.
    Sejarah yang sama dengan Yulius Danil, juga dimunculkan Partai NaDem di Dapil III. Meskipun Alfikri Mukhlis tak dapat kursi dewan, partai yang dia pimpin mampu jadi pemenang di Dapil III, dengan mengirim dua orang wakilnya ke DPRD Padang Pariaman pada Pileg tahun lalu. Di bidang politik, Alfikri Mukhlis dan Yulius Danil punya modal politik yang kuat untuk meraup suara masyarakat nantinya pada 9 Desember menuju kursi bupati dan wakil bupati.
    Kepada Singgalang, Alfikri Mukhlis menyebutkan baliho yang dia pasang sudah meliputi empat Dapil yang ada di Padang Pariaman. "Sebagian baliho itu ada timbal balik, ada yang sebelah. Namun, ada pula yang di pasang dengan tonggak kayu, lantaran tempat pemasangan tonggak basi sudah penuh oleh iklan lain," kata dia.
    "Insya Allah, kita ingin memberikan yang terbaik buat Padang Pariaman lima tahun mendatang. Tentunya, keinginan demikian harus diwujudkan secara bersama-sama. Tanpa dukungan penuh dari masyarakat, akan sangat sulit mendambakan restorasi tersebut," kata Alfikri.
    Divisi Hukum KPU Padang Pariaman, Zulnaidi meminta kepada seluruh masyarakat daerah itu untuk melihat langsung dokumen asli pasangan calon kepala daerah yang diantarkan ke KPU. Ini dimasudkan, bagian dari keterbukaan informasi. Apalagi, pasca berakhirnya masa pendaftaran, banyak informasi simpang siur di tengah masyarakat yang dinilai cukup membingungkan.
    "Semua masyarakat berhak melihat dokumen asli calon kepala daerah. Mulai dari ijazah sampai ke hasil kesehatan sang calon. Silahkan datang dan lihat langsung hal itu di kantor KPU yang terletak di Padang Baru, Nagari Parit Malintang," kata Edy-sapaan akrap Zulnaidi. (501)

Nagari III Koto Aua Malintang Masih Punya 405 KK Miskin

Nagari III Koto Aua Malintang Masih Punya 405 KK Miskin

Aua Malintang--Ada satu keunggulan Nagari III Koto Aua Malintang, bila dibandingkan dengan nagari lainnya di Padang Pariaman, yakni terjalinnya hubungan yang baik antara ranah dan rantau di nagari yang terletak paling ujung utara daerah itu. Bila dihitung jumlah zakat perantau yang terserak di nagari itu, mencapai Rp27 miliar setiap tahunnya.
    Dan kondisi demikian, mungkin sangat sulit menjumpainya di nagari lainnya di Padang Pariaman, meskipun perantau nagari lain banyak juga yang sukses dan kaya. Tentu hal ini harus jadi contoh oleh perantau kampung lain, bagaimana caranya melakukan sinergitas dalam menyalurkan hak dan kewajiban selaku umat Islam.
    "Satu hal yang belum terlaksana, yakni maksimalnya penggunaan zakat perantau itu oleh masyarakat yang menerima. Itu yang belum bisa dikembangkan. Kami bangga, H. Azwar Wahid alias Haji Sagi tiap tahun berzakat di kampung. Begitu juga dengan perantau sukses lainnya. Tetapi, zakat demikian bersifat instan, dan tidak ada tindak-lanjutnya," kata Walinagari III Koto Aua Malintang, Iskandar Rangkayo Datuak Mudo.
    Sebenarnya, kata dia, pihak nagari ingin mereka yang tahun ini menerima zakat, tahun depannya sudah bisa berzakat pula. Ini sebuah pemikiran yang belum bisa dikembangkan, karena sesuatu lain hal yang harus banyak melakukan kajian dan komunikasi dengan tokoh yang tiap tahun menyerakkan zakatnya di kampung halaman.
    Artinya, lanjut Iskandar, zakat yang dibagikan itu jumlah penerimanya tak banyak, tapi digunakan untuk pemberdayaan ekonomi, atau untuk modal usahanya. "Menerapkan hal demikian tidak semudah menyebutnya. Butuh pemikiran dan kerjasama yang jelas antara ranah dan rantau, khusus di Nagari III Koto Aua Malintang ini," ujarnya.
    Dalam sejarahnya, Nagari III Koto Aua Malintang telah melahirkan tiga pemerintahan nagari pula. Yakni, Nagari III Koto Aua Malintang Selatan, III Koto Aua Malintang Utara, dan III Koto Aua Malintang Timur. Tentunya, masyarakat yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Agam itu tak lagi perlu jauh-jauh berurusan ke kantor walinagarinya di Batu Basa, karena sudah ada pemerintahan nagari baru pula yang akan melayani kebutuhan masyarakat.
    Menurut Iskandar, nagari yang dia pimpin saat ini ada sekitar 4.500 an jiwa tersebar dalam tujuh korong yang ada. Mulai dari Korong Kampuang Tangah, Kampuang Jambu, Kampuang Pinang, Koto Kaciak, Kampuang Padang, Kampuang Baringin, dan Korong Kampuang Surau. "Berdasarkan pendataan tahun lalu, di nagari ini terdapat 405 kepala keluarga yang masih hidup dibawah garis kemiskinan. Tentunya, butuh sentuhan pemerintah untuk membangkitkan perekonomiannya," ujar dia.
    Iskandar melihat, yang disebut dengan III Koto Aua Malintang, adalah satu koto atau kampung di Batu Basa, satu koto di Aua Malintang, dan satu lagi koto di Padang Lariang. Berhimpun ketiganya itu, maka adalah yang namanya Nagari III Koto Aua Malintang. Secara umum, kehidupan masyarakat bertumpu pada lahan pertanian berupa sawah dan ladang. Dulu, di nagari ini juga ada penghasil batu bintang atau obsidian. Sekarang, hanya tinggal namanya saja lagi. Kalaupun ada obsidian, hanya usaha tambang rakyat yang dikerjakan secara manual. (501)

Zainul Abidin Dinilai Berhasil Meletakkan Pondasi Dasar Nagari Guguak Kuranji Hilia

Zainul Abidin Dinilai Berhasil Meletakkan Pondasi Dasar Nagari Guguak Kuranji Hilia

Sungai Limau--Sebagai walinagari yang baru lahir ke permukaan, Zainul Abidin mampu menorehkan prestasi yang sangat luar biasa. Dalam kompetensi walinagari se Padang Pariaman 2014 lalu, Walinagari Guguak Kuranji Hilia, Kecamatan Sungai Limau ini meraih peringkat kedua, setelah Walinagari Tandikek Utara, Kecamatan Patamuan, Sabar. Bagi dia secara pribadi, peringkat demikian sudah lebih dari cukup.
    Apalagi, Nagari Guguak Kuranji Hilia yang merupakan pemerintahan nagari baru, pemekaran dari induknya; Kuranji Hilia. Zainul Abidin tercatat sebagai walinagari pertama untuk periode 2012 - 2018. Sebelumnya, walinagari yang terkenal low profile itu adalah walikorong Paingan, yang sekarang menjadi ibu Nagari Guguak Kuranji Hilia demikian.
    Zainul Abidin terpilih jadi walinagari pertama tidak secara kebetulan. Dia telah merintis karir sejak zaman Orde Baru di pemerintahan desa. Zainul Abidin yang lahir 1968 itu sempat menjadi Kepala Desa Paingan untuk periode 1998 - 2001, atau kepala desa terakhir, karena setelah itu pemerintahan nagari diterapkan di Sumatera Barat, termasuk Padang Pariaman di dalamnya.
    Sebelumnya, Zainul Abidin yang dikaruniai empat orang putra-putri ini pernah menjabat Ketua Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) di Paingan, sebagai kampung tempat dia dilahirkan. Bahkan, saat nagari percobaan, Zainul Abidin dijadikan sebagai Sekretaris Pjs Walinagari Guguak Kuranji Hilia.
    Nagari Guguak Kuranji Hilia yang di dalamnya ada Korong Pasar Paingan, Siguruang, Sarang Alang, Kampuang Pinang, Bukik Jariang Padang Jambu, dan Korong Gunali Bukik Jariang itu dinilai cukup berhasil meletakkan pondasi dasar untuk kelanjutan jalan roda pemerintahan. Bersama perangkatnya dan tokoh masyarakat, Zainul Abidin berhasil membangun sebuah kantor walinagari yang cukup representatif, meskipun kondisinya saat ini masih belum siap.
    "Meskipun kondisi kantor itu belum bisa dikatakan siap, namun kita telah menempatinya demi untuk kelancaran jalannya roda pembangunan di nagari yang sebelah utara berbatasan dengan Nagari Malai V Suku, Kecamatan Batang Gasan, sebelah selatan dengan Nagari Koto Tinggi Kuranji Hilia, sebelah timur dengan Nagari Batu Gadang Kuranji Hulu, Kecamatan Sungai Geringging, dan sebelah barat dengan Samudra Hidia itu. Ini dilakukan, tentunya karena kebersamaan yang diterapkan dalam membangun pemerintahan yang mandiri," kata Zainul Abidin.
    Dalam masa kepemimpinannya sampai 2018 ini, Zainul Abidin, walinagari yang gemar melakukan buru babi, dan suka minum teh telor ini ingin kantor walinagari yang terletak di Korong Pasar Paingan itu bisa siap dan selesai semuanya. "Sekarang, disamping plesteran yang belum, loteng dan lantai juga belum bisa disebut layak untuk dipakai. Untuk itu, semua pihak yang ada di Guguak Kuranji Hilia, baik yang tinggal di kampung maupun masyarakat yang sukses di rantau, agar bersama-sama menyelesaikan pembangunan tersebut," ujar Zainul Abidin, suami dari Ermiati yang saat ini tercatat sebagai alumni STIA Pariaman tersebut.
    Sebab, kata dia, kesuksesan sebuah lembaga dimulai dari ada dan memadainya sebuah wadah untuk mengerjakan lembaga itu. "Dengan kantor yang bagus itu pula, kita bisa memberikan pelayanan yang baik buat seluruh masyarakat Guguak Kuranji Hilia. Dan dengan itu pula kita bangun perekonomian masyarakat, untuk kesejahteraan semua warga," ujarnya. (501)

Senin, 03 Agustus 2015

Pilkada Padang Pariaman PPP Bintang Film, NaDem dan Hanura Penyelamat Demokrasi

Pilkada Padang Pariaman
PPP Bintang Film, NaDem dan Hanura Penyelamat Demokrasi

Padang Pariaman--Tonggak sejarah Kabupaten Padang Pariaman lima tahun mendatang telah ditancapkan, Selasa (28/7-2015) lalu. KPU daerah itu menerima dua pasang calon bupati dan wakil bupati; Ali Mukhni - Suhatri Bur dan Alfikri Mukhlis - Yulius Danil. Kedua pasangan ini juga telah memberikan komitmennya untuk membangun Padang Pariaman, yang diawali dengan mengikuti Pilkada aman, damai, badunsanak, sehingga bisa dijadikan contoh oleh daerah lainnya.
    Ali Mukhni - Suhatri Bur berangkat lewat partai Demokrat, Golkar, PKB, Gerindra, PKS, PAN, dan PPP dengan total 27 kursi di DPRD Padang Pariaman. Sedangkan Alfikri Mukhlis - Yulius Danil menggunakan kekuatan Partai NasDem dan Hanura dengan total delapan kursi. Total kursi yang digunakan untuk dua pasang itu, adalah 35 dari 40 kursi DPRD secara keseluruhan.
    Lalu lima kursi lagi milik PDI Perjuangan dan PKPI gagal mengantarkan pasangan Damsuar - Yobana Samial, karena tak cukup tiket untuk berangkat. Berbagai komentar bersileweran di jejering sosial. Banyak yang pro dan tidak sedikit pula yang kontra, atas kegagalan Damsuar yang saat ini masih menjabat Wabup Padang Pariaman itu untuk menjadi orang nomor satu.
    Menarik untuk dicermati perubahan peta politik yang sangat drastis dan kencang di Padang Pariaman. Pilkada serentak yang diikuti daerah ini 9 Desember mendatang, betul-betul politik tingkat tinggi. PPP, dalam hal ini patut diberikan label sebagai 'partai bintang film'. Betapa tidak, hampir semua pendukung Damsuar - Yobana Samial mengatakan, kalau partai berazaskan Islam itu bersama PDI Perjuangan dan PKPI, akan mengantarkan pasangan tersebut ke KPU.
    PPP pun merupan alternatif terakhir, setelah sebelumnya santer dan bahkan Ketua DPC PDI Perjuangan Padang Pariaman Salman Hardani memastikan gerbong Damsuar - Yobana Samial berangkat ke KPU hari kedua pendaftaran, Senin (27/7) bersama Partai Demokrat. Pendukung Damsuar juga telah memastikan, kalau jagoannya sudah ditetapkan bersama Yobana Samial yang dalam pilkada 2010 jadi calon bupati.
    Secepat kilat yang menyambar, Demokrat berpindah. Kasak-kasuk politik terdengar keras. Senin malam, status PPP masih belum dipastikan oke untuk pasangan Ali Mukhni - Suhatri Bur. Rekomendasi dari DPP PPP itu baru pagi didapatkannya. Lalu, Partai NasDem dan Hanura yang dari awal-awal telah menerbitkan rekomendasi untuk Ali Mukhni dinilai sebagai partai penyelamat Pilkada Padang Pariaman.
    Bayangkan saja, seandainya Alfikri Mukhlis ngotot juga untuk calon Cawabup-nya Ali Mukhni, dan Yulius Danil tak pula mau maju. Otomatis Pilkada diundur. Mungkin sampai 2017 nanti. Tentu peta politik akan lain lagi yang akan terjadi.
    Sekarang dua tokoh yang pernah jadi pelaksana pemilu; Suhatri Bur dan Alfikri Mukhlis ikut jadi pemain. Suhatri Bur yang kini menjabat Ketua Baznas Padang Pariaman sebelumnya adalah Ketua dan anggota KPU. Sama seperti Alfikri Mukhlis yang satu periode jadi anggota KPU di daerah ini.

Damsuar - Yobana Samial Tunggu Tiket PPP
Ali Mukhni - Suhatri Bur dan Alfikri Mukhlis - Yulius Danil Hari Ini ke KPU

Padang Pariaman--Pendaftaran bakal calon kepala daerah di KPU Padang Pariaman, diperkirakan hari ini, Selasa (28/7). Ada tiga pasang bakal calon yang akan maju, yang awalnya santer dua pasang (head to head) antara Ali Mukhni dan Damsuar Datuak Bandaro Putiah. Dua hari masa pendaftaran di buka KPU, beredar dan dipastikan maju pula pasangan Alfikri Mukhlis - Yulius Danil yang akan memakai tiket NasDem dan Hanura.
    Pasangan Ali Mukhni - Suhatri Bur akan berangkat dengan Partai Gerindra, Demokrat, PKB, PKS, Golkar, dan PPP. Sedangkan, pasangan Damsuar - Yobana Samial maju lewat PDI Perjuangan, PKPI, dan sampai Senin petang kemarin masih menunggu tiket PPP, karena PDI Perjuangan dan PKPI tak cukup untuk mengantarkan pasangan calon kepala daerah.
    Ketua DPC Partai Hanura Padang Pariaman Jaliyus Budhi kepada Singgalang mengaku pasangan Alfikri Mukhlis - Yulius Danil oke ke KPU yang akan diatarkan oleh NasDem dan Hanura. Alfikri Mukhlis - Yulius Danil maju, setelah Aljufri memilih mundur, karena tak jadi untuk calon wakil Alfikri yang Ketua DPD Partai NasDem Padang Pariaman tersebut.
    Yulius Danil yang mantan Ketua DPRD Padang Pariaman saat dikontak, mengaku menunggu intruksi dari calon bupatinya; Alfikri Mukhlis dan partai pendukung. "Belum ada jadwal atau agenda khusus jam berapa kita ke KPU hari ini. Tapi yang jelas, sebagai kader partai kita siap dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Sebab, politik itu dinamis," ungkap Yulius Danil.
    Ketua DPC PPP versi Djan Faridz Padang Pariaman Agusta Alidin mengaku partai yang dia pimpin menjatuhkan pilihan politiknya ke Damsuar - Yobana Samial. "Sampai saat ini, dukungan kita belum ada perubahan. Tinggal lagi rekomendasi dari DPP PPP. Yobana Samial adalah kader dan pernah jadi Ketua DPC PPP Padang Pariaman," ujar dia.
    Topik Hidayat, salah seorang petinggi Partai Gerindra Padang Pariaman memastikan pasangan Ali Mukhni - Suhatri Bur hari ini, Selasa (28/7) ke KPU. "Jam berapanya kita antar, malam ini kita putuskan lewat rapat bersama partai pendukung dan pengusung," kata Topik Hidayat.
    "Langkah yang kita lakukan ke KPU saat ini, tentu harus tepat dan sesuai dengan keinginan dan cita-cita awal untuk melanjutkan pembangunan Padang Pariaman lima tahun mendatang. Apalagi, yang namanya Pilkada dilakukan lima tahun sekali. Beruban pula kita menunggu waktu, baru datang pula Pilkada berikutnya. Untuk itu, kami dari tim Ali Mukhni - Suhatri Bur tak ingin salah dalam melangkah," ungkapnya.
    Terancam diundur
    Hingga saat ini, KPU telah dua hari melakukan masa penerimaan bakal calon kepala daerah. Sampai, Senin petang kemarin tak satu pasang pun calon yang datang ke kantor penyelenggara Pilkada serentak 9 Desember mendatang tersebut, untuk mendaftar.
    Zulnaydi, Komisioner KPU Padang Pariaman Bidang Hukum kepada Singgalang, kemarin tengah menyiapkan skedul penundaan masa pendaftaran tiga hari berikutnya, sesuai juklak dan juknis KPU dalam menyelenggarakan Pilkada serentak tersebut.
    "Sampai saat ini belum ada yang mendaftar. Tinggal sehari ini, Selasa (28/7) lagi yang tinggal masa pendaftaran pertama. Seandainya, hari ini tak juga ada, kita harus mengumumkan pengunduran masa pendaftaran," kata Edi, panggilan akrap Zulnaydi.

Hari Pertama Tidak Ada Calon yang Mendaftar
Ali Mukhni Borong 35 dari 40 Kursi DPRD Padang Pariaman

Padang Pariaman--Hari pertama, Minggu kemarin masa pendaftaran bakal calon kepala daerah ke KPU Padang Pariaman tidak satupun calon yang datang mendaftar. Dari pagi hingga pukul 16.00 Wib, para komisioner KPU menunggu, tak juga mancogok, petugas Pilkada itu memutuskan untuk pulang ke rumahnya masing-masing.
    "Kami sudah bubar. Kantor langsung pula di tutup, karena jamnya sudah habis. Dan memang, hari pertama ini tampaknya belum ada yang mendaftar. Ibarat punya warung, karena tak ada yang membeli, kami langsung saja tutup. Tentu untuk sementara," kata Komisioner KPU Padang Pariaman Bidang Hukum Zulnaydi.
    Di Padang Pariaman sudah dipastikan, hanya dua pasang calon (head to head) antara Ali Mukhni dan Damsuar Datuak Bandaro Putiah. Namun, perubahan selalu terjadi tiap waktu menjelang detik-detik terakhir masa pendaftaran. Kabar yang menyebutkan PDI Perjuangan akan berduet dengan Demokrat yang akan mengantarkan pasangan Damsuar - Yobana Samial, nampaknya mulai terancam, karena Demokrat disebut-sebut mengalihkan dukungan politiknya.
    Dari Sabtu Malam hingga Minggu petang kemarin beredar informasi, dari 40 kursi DPRD Padang Pariaman, 35 kursi milik banyak partai memberikan dukungan politiknya ke Ali Mukhni, yang saat ini Bupati Padang Pariaman. Hanya lima kursi di dua partai yang tidak, yakni PDI Perjuangan dan PKPI.
    Ke-35 kursi itu dipunyai masing-masingnya, NasDem dan Golkar; 10 kursi, PKB, Demokrat, Gerindra, PKS masing-masing empat kursi. Kemudian, PPP, PAN, dan Hanura masing-masing tiga kursi. Total 35 kursi.
    Partai yang sebanyak itu, kabarnya telah menyatakan kebulatan tekad untuk mengantarkan pasangan Ali Mukhni - Suhatri Bur ke KPU, dan selajutnya menuntaskan pembangunan Padang Pariaman lima tahun mendatang.
    Ketua DPC PDI Perjuangan Salman Hardani belum bisa memastikan, kapan calon kepala daerah Damsuar - Yobana Samial diantarkannya ke KPU. "Situasinya rumit, dan sulit, karena itu menyangkut internal Partai Demokrat sebagai mitra koalisi. Memang, skenario awal, hari ini, Senin (27/7) kita secara bersama ke KPU," kata dia.

Damsuar - Yobana Samial Terancam tak Jadi Berangkat

Padang Pariaman--Politik itu dinamis, kata orang-orang yang berkecimpung dalam partai politik itu sendiri. Hari kemarin boleh saja pasangan Damsuar - Yobana Samial mengaku oke berangkat dari PDI Perjuangan dan Demokrat, sebagai calon Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman. Tetapi, secepat kilat yang menyambar, Domekrat sepertinya membelot dan mengarahkan dukungan politiknya untuk calon lainnya.
    Ada kemungkinan, Wabup Padang Pariaman itu terancam tak dapat partai untuk mengantarkannya menjadi calon kepala daerah. Kabar larinya Demokrat dari gerbong Damsuar ini menjadi isu hangat di seantero daerah itu. PDI Perjuangan jelas tak bisa berangkat surang. Partai pimpinan Megawati Soekarnoputri ini hanya punya empat kursi atau 10 persen dari total kursi di DPRD daerah itu. Sedangkan syarat dukungan, harus 20 persen yang setara dengan delapan kursi dewan.
    Ketua DPC PDI Perjuangan Padang Pariaman Salman Hardani mengaku pusing, melihat dinamika yang terjadi. "Ibarat sawah, yang bisa kita siangi, ya sawah kita. Soal sawah orang lain tak bisa kita pastikan, dan koncok atau kita siangi," kata dia.
    "Memang, cerita awal PDI Perjuangan bersama Demokrat akan mengantarkan Damsuar - Yobana Samial ke KPU Padang Pariaman, Senin ini. Nampaknya, jadwal pendaftaran ini belum ada kepastian, hingga saat ini. Sebagai pimpinan partai, saya telah berhasil melakukan rekrutmen calon kepala daerah. Dari sekian banyak yang mendaftar, akhirnya pilihan dijatuhkan pada Damsuar," kata dia.
    Persoalan berikutnya, lanjut dia, mitra koalisi membelot, PDI Perjuangan tak bisa bula memastikan hal itu. "Kita tidak bisa memastikan, kekuatan apa yang akan kita gandeng, kalau Demokrat batal bermitra dengan kita," ungkapnya.
    Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Padang Pariaman Januar Bakri kepada Singgalang mengaku telah terjadi perubahan yang sangat hebat di partainya, soal dukungan politik terhadap calon kepala daerah. "Namun, kepastiannya malam ini di DPP Partai Demokrat. Terjadinya perubahan dari awal, tentu kurang bertemunya visi misi atau komitmen dengan pasangan calon yang akan diusung," ungkap Wakil Ketua DPRD Padang Pariaman itu.

Ali Mukhni - Suhatri Bur Semakin Mantap

Padang Pariaman--Teta-teki siapa diantara sekian banyak tokoh yang akan mendampingi Ali Mukhni periode lima tahun mendatang, mulai mengerucut dan hampir terang. Alfikri Mukhlis, Ketua DPD Partai NasDem yang sempat mencuat cukup lama, akhirnya harus siap duduk ditempat yang senang. Suhatri Bur, yang saat ini menjabat Ketua Baznas Padang Pariaman telah disuruh bersiap-siap oleh sejumlah partai yang akan mengusung Ali Mukhni.
    Kamis kemarin beredar informasi, ada tujuh partai yang akan mengusung Ali Mukhni. Yakni Gerindra, PAN, NasDem, Hanura, PPP, PKS dan PKPI. Topik Hidayat, salah seorang petinggi Gerindra Padang Pariaman menyebutkan, pasangan Ali Mukhni - Suhatri Bur insya Allah siap untuk berangkat.
    Menurut Topik Hidayat, tujuh partai itu memiliki 23 dari 40 kursi yang ada di DPRD Padang Pariaman. Masing-masingnya, Gerindra empat kursi, NasDem lima kursi, PAN, PPP dan Hanura masing-masingnya tiga kursi, PKS empat kursi dan PKPI satu kursi. Artinya, 50 persen lebih kekuatan parlemen daerah ini, siap bersama pasangan Ali Mukhni - Suhatri Bur.
    Ketua DPC Partai Hanura Padang Pariaman Jaliyus Budhi menilai, Suhatri Bur lebih berat dari Alfikri Mukhlis. "Memang, awalnya nama Alfikri Mukhlis mengapung. Namun, setelah dikocok lagi, dan dilakukan langkah-langkah kongkrit, maka tepatnya Ali Mukhni harus menggandeng Suhatri Bur," kata dia.
    Endarmy, anggota DPRD Sumatera Barat yang juga pengurus Partai NasDem Sumbar menyebutkan, bahwa intruksi partainya sudah jelas untuk mengusung kader. Dan itu telah diputuskan Alfikri Mukhlis yang akan maju jadi Cawabup.
    "Bila kemudian ada perubahan, tentu NasDem mencari formula baru lagi, sesuai ketentuan yang berlaku di partai yang pemiliknya Surya Paloh ini. Ya, kita lihat pula nanti kalau tak jadi Alfikri jadi Cawabup," kata dia.

PDI-P dan Demokrat Padang Pariaman Berangkatkan Damsuar - Yobana Samial

Padang Pariaman--Pasangan Damsuar - Yobana Samial oke. Calon Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman yang akan ikut Pilkada serentak 9 Desember mendatang ini, secara resmi diusung PDI Perjuangan dan Partai Demokrat. Diperkirakan, pasangan yang akan memakai jargon 'Damsuar - Bana' ini berangkat ke KPU pada hari kedua masa pendaftaran calon.
    Ketua DPC PDI Perjuangan Padang Pariaman Salman Hardani kepada Singgalang, kemarin mengakui koalisi kedua partai yang memiliki delapan kursi DPRD itu cukup untuk mengusung calon. "Sesuai peraturan, 20 persen kursi DPRD itu terdiri dari delapan kursi. PDI Perjuangan dan Demokrat punya kursi masing-masing empat," kata dia.
    "Namun demikian, peluang bagi partai lainnya untuk bergabung dalam koalisi ini masih sangat terbuka. Sebab, semakin banyak partai yang mengantarkan pasangan ini ke KPU, akan semakin rancak pula langkahnya kedepan dalam melakukan perbaikan di Padang Pariaman ini," ujar Salman Hardani.
    Salman Hardani bersama pasangan tersebut terus melakukan komunukasi politik dengan partai lainnya, demi untuk kesuksesan Pilkada. "Sesuai rencana, kita mengantarkan pasangan ini ke KPU pada hari kedua, yakni Senin (27/7). Semoga saja langkah ini semakin menjadi Padang Pariaman lebih baik lagi," ungkapnya.
    Damsuar yang sampai saat ini masih menjabat Wabup Padang Pariaman itu, adalah Wakil Ketua Bidang Komunukasi Politik DPD PDI Perjuangan Sumatera Barat. Dia meniti karirnya dari birokrasi. Sebelum jadi Wabup, berbagai jabatan di daerah itu telah disandangnya. Sesuai peraturan, Damsuar telah mengajukan pesiun dini. Dan itu telah diteken oleh Bupati Ali Mukhni selaku kepala daerah.
    Januar Bakri, Wakil Ketua DPC Partai Demokrat Padang Pariaman membenarkan bahwa koalisi kedua partai yang akan mengantarkan pasangan Damsuar - Yobana Samial telah deal dari masing-masing DPP partai di Jakarta. "Segala sesuatunya yang berhubungan dengan 'tiket' untuk Demokrat telah diselesaikan oleh Yobana Samial," kata Januar Bakri yang juga Wakil Ketua DPRD Padang Pariaman itu.

Pilkada Padang Pariaman
Yobana Samial Jadi Tokoh Rebutan Untuk Cawabup Incumbent

Padang Pariaman--Pilkada serentak di Kabupaten Padang Pariaman 9 Desember mendatang, sepertinya akan diikuti dua pasang calon bupati; (heat to heat) Ali Mukhni dan Damsuar Datuak Bandaro Putiah. Bakal calon lainnya yang dulunya ikut semarak menyerakkan baliho pada bertumbangan, apalagi mereka yang masih berstatus anggota dewan terhormat, karena terganjal oleh keputusan Mahkamah Konstitusi (MK).
    Partai politik yang akan mengantarkan calon tersebut ke KPU daerah itu, hingga saat ini masih bersatus dinamis. Artinya, segala kemungkinan masih berpeluang untuk terjadi. Untuk pengusung Ali Mukhni yang telah jelas komitmennya, baru Partai NasDem dan Hanura. Sedangkan partai yang sudah pasti mendukung Damsuar, hanya PDI Perjuangan yang belum jelas dengan partai apa akan berkoalisi.
    Sebab, PDI Perjuangan tidak bisa mendukung sendirian. PKB, PAN yang sempat diwacanakan akan mendukung Damsuar, sepertinya akan terjadi perubahan haluan. Demikian itu berubah drastis, setelah Syafrinaldi, Ketua Fraksi PKB DPRD Padang Pariaman menyatakan mundur dari pencalonnya sebagai Cawabup yang akan mendampingi Damsuar.
    Tersiar kabar, Damsuar akan berangkat melalui koalisi PDI Perjuangan dengan Partai Demokrat. Namun, Yobana Samial yang akan digandeng oleh Damsuar untuk Cawabup-nya belum jelas pula kepastiannya. Antara Damsuar dan Yobana Samial sepertinya masih membicarakan langkah-langkahnya untuk ketuntasan dua partai yang jadi tiketnya tersebut.
    Partai NasDem dan Hanura yang akan mengusung Ali Mukhni juga masih dihadapkan dengan dilema. Alfikri Mukhlis, Ketua DPD Partai NasDem Padang Pariaman yang sempat digadang-gadang untuk menjadi Cawabup Ali Mukhni, belum bisa mulus berangkat. Ada kekuatan Suhatri Bur, yang kabarnya di 'sodorkan' oleh Hanura untuk mendampingi Ali Mukhni lima tahun mendatang.
    Siapa yang akan diputuskan oleh Ali Mukhni diantara dua tokoh itu? Ibarat bola, politik itu masih sangat dinamis hingga saat ini. Bisa jadi, yang akan jadi Cawabup Ali Mukhni orang yang selain Alfikri Mukhlis dan Suhatri Bur itu. Ada kemungkinan dan itu jadi spekulasi oleh sejumlah elit politik di Padang Pariaman, bahwa Yobana Samial jadi rebutan Cawabup oleh dua tokoh dan incumbent; Ali Mukhni dan Damsuar.