wartawan singgalang

Rabu, 24 Desember 2014

Ali Mukhni di Tengah Kehebatan Anas Malik dan Muhammad Nur

Ali Mukhni Ditengah Kehebatan dan Nyentriknya Bupati Anas Malik dan Muhammad Nur

Padang Pariaman---Pujian dari banyak orang tak membuat dia tersanjung. Sementara, cacian dan cemoohan orang lain tidak pula membuat dia marah dan sakit hati. Barangkali ini yang tergambar dari seorang Bupati Ali Mukhni dalam menjalankan roda pemerintahan di Padang Pariaman. Sebagai orang nomor satu yang dipilih rakyat pada 2010 lalu, tentu dia tidak akan terlepas dari dua hal tersebut. Cacian dan pujian dari masyarakatnya sendiri.
    Dari sekian banyak bupati yang telah memerintah dan bertugas di daerah ini, Ali Mukhni termasuk bupati yang pantas dicatat sejarah, setelah Bupati Muhammad Nur dan Anas Malik. Dua nama tersebut, jauh menjabat sebelum Ali Mukhni; Anas Malik dan Muhammad Nur terkenal sangat nyentrik, dan dekat dengan masyarakat. Bupati Ali Mukhni yang akan menyelesaikan tugasnya pada periode pertama ini juga terkesan begitu.
    Bupati Ali Mukhni tampak sangat tidak berjarak dengan masyarakatnya. Bahkan, anggota DPR RI dari Partai Demokrat Mulyadi menilai Bupati Ali Mukhni lebih hebat dari Presiden Joko Widodo. Apa yang disebut Mulyadi, memang itu adanya. Ali Mukhni mampu bertugas dari pagi hingga larut malam. "Sejak pagi tagi, sudah 13 kali melakukan pertemuan dengan masyarakat. Membahas berbagai persoalan yang kita hadapi saat ini," kata dia suatu ketika.
    Bayangkanlah itu. Padang Pariaman hanya punya 17 kecamatan. Sementara, dalam hari yang sama Bupati Ali Mukhni bersua dengan masyarakat sebanyak 13 kali pertemuan. Artinya, nyaris semua kecamatan yang ada telah dikunjunginya dalam waktu sehari. Baginya, kepentingan masyarakat dan banyak orang sangat utama bila dibandingkan dengan kepentingan pribadi dan keluarganya.
    Tahun ini dan tahun depan merupakan tahun politik. Tak heran, dari berbagai tokoh adat, agama dan tokoh masyarakat Padang Pariaman mulai mengalir suara dukungan untuk Ali Mukhni agar bisa kembali maju menjadi orang nomor satu. Tetapi, bagi Ali Mukhni sendiri, dukungan itu dianggap sebagai apresiasi masyarakat kepada dirinya. Dia tak begitu terlonjak mendengarkan keinginan yang entah serius atau hanya sekedar basa-basi, karena memang momennya politik saat ini.
    Anas Malik terkenal sebagai bupati yang berhasil memberatas kebersihan, dengan menertibkan wc terpanjang di dunia. Biasa orang buang air besar di tepi pantai, sekarang sudah ada wc. Dia tak segan-segan menegur masyarakat yang berbuat semau gue, membuang sampah sembarangan. Sedangkan Bupati Muhammad Nur dinilai berhasil membuka jalan utama menembus Gunung Tigo yang tidak terbayangkan oleh banyak orang dulunya akan ada jalan di gunung itu. Bahkan, sebagian orang ada yang akan bersunat kembali, kalau jalan Gunung Tigo itu tembus. Bupati Muhammad Nur yang orang Padang Sago tak mempedulikan itu.
    Kesungguhannya membuahkan hasil. Jalan dari Padang Sago menuju Gunuang Padang Alai, dan bisa juga ke Malalak tembus sudah. Artinya, kebangkitan ekonomi masyarakat Nagari Gunuang Padang Alai, Tandikek dan Padang Sago terbuka lebar. Masyarakat Nagari Padang Alai tak perlu lagi ke Pariaman untuk menuju Tandikek dan Padang Sago. Begitu juga sebaliknya. Jalan lancar, ekonomi menggeliat, hasil pertanian dengan mudahnya diangkut ke pasar nagari masing-masing.
    Sedangkan Bupati Ali Mukhni yang sebelumnya menjabat Wakil Bupati Padang Pariaman mendampingi Muslim Kasim, tidak ingin yang muluk-muluk. Dia langsung membuktikan apa yang sudah direncanakan ditengah masyarakatnya sendiri. Apa yang menjadi wacana jauh sebelum dia jadi bupati, saat ini terwujud sudah. Sebut saja keberadaan jalan lingkar Duku-Sicincin, yang tahun depan mulai diaspal hotmix. Empat jembatan yang dibangun dengan anggaran pusat di sepanjang jalan lingkar itu telah hampir selesai dikerjakan.
    Sebagai pemimpin, Ali Mukhni tidak ingin pula hanya menerima laporan asal bapak senang dari banyak anak buahnya. Dia langsung terjun, berbaur dengan masyarakat setempat, saat meninjau pengerjaan yang sedang berjalan. Bahkan, hampir tiap sebentar dia memonitor para pekerja. Dia tanyakan, apa yang jadi kendala, kenapa kok masih begini atau begitu. Sedangkan terhadap proyek yang hampir gagal dilakukan, berkat kesungguhan dan kegigihan Ali Mukhni, akhirnya jebol. Seperti yang terjadi saat akan memulai pengerjaan MAN Insan Cendikia di Sintuak, Kecamatan Sintuak Toboh Gadang.
    Filosofi, dima langit dijujung, disitu bumi dipijak, disana pula aia disauak, agaknya menjadi senjata oleh Bupati Ali Mukhni dalam menghadapi masyarakat yang terdiri dari 60 nagari dan 17 kecamatan itu. "Kalau dengan kebersamaan, tidak ada yang tidak bisa dilakukan. Semuanya bisa, dan harus bisa. Semua pejabat pada saat menjelang lebaran tidak lagi berani ke kantor, lantaran tak sanggup berhadapan dengan banyak wartawan, saya satu-satunya yang berani. Mobil saya tetap parkir di depan lobi saat menjelang lebaran," kata Bupati Ali Mukhni.
    Diakhir masa jabatannya, Bupati Ali Mukhni telah memperlihatkan banyak pretasi yang diraihnya. Tentunya prestasi demikian adalah buah manis dari kesungguhannya dalam memberikan pengabdian di tengah masyarakat. Dan hampir pula semua proyek besar selesai menjelang akhir tugasnya tahun depan tersebut. Banyak yang memujinya sebagai langkah bagus dan hebat. Tentu tak sedikit pula yang memberikan cibiran sekaligus cemoohan. Dasar orang Piaman, tentu tidak asing dengan persoalan cemooh itu. Tetapi Bupati Ali Mukhni tetap terus melangkah maju kedepan. Baginya, cemooh merupakan pelecut, sekaligus penyemangat dalam bertugas. (damanhuri)

Senin, 15 Desember 2014

Dalam Porprov XIII Menanti Emas Kembali Untuk Sepakbola Padang Pariaman

Dalam Porprov XIII
Menanti Emas Kembali Untuk Sepakbola Padang Pariaman

Parit Malintang, Singgalang
    Genderang Porprov XIII Sumbar di Kabupaten Dharmasraya berbunyi keras. 19 kabupaten/kota berlaga adu kepandaian, membawa nama baik daerah masing-masing. Porprov XII di Kabupaten Limapuluh Kota, atlet Padang Pariaman tampil cukup memuaskan, dan berhasil menempati urutan ke empat.
    Bahkan, untuk sepakbola, cabang olahraga yang paling bergengsi, Padang Pariaman bintangnya dua tahun lalu itu. Daerah ini juara satu, karena menang dalam final. Sabtu lalu, Bupati Ali Mukhni bersama Wakilnya Damsuar Datuak Bandaro Putiah melepas secara resmi keberangkatan kontingen dibawah pimpinan Kapolres AKBP Roedi Yoeliato itu.
    Saat Porprov Sumbar XII, Ketua KONI Padang Pariaman Faisal Arifin Rangkayo Majo Basa. Nama Ketua DPD Partai Golkar daerah itu jadi berkibar, karena mampu mengangkat nama Padang Pariaman dikancah Sumatera Barat yang cukup tinggi. Kini, KONI dipimpin Aprinaldi. Anak muda yang cukup agresif ditunggu kiprahnya dalam membangkitkan atlet daerah ini nantinya.
    Apakah Padang Pariaman mampu meraih yang terbaik? Mempertahankan empat besar, seperti saat Porprov XII, atau naik tiga besar seperti yang ditargetkan? "Kita tunggu saja apa yang akan dibawa atlet daerah ini nantinya pulang dari kabupaten yang berbatasan dengan Provinsi Jambi tersebut," kata masyarakat Padang Pariaman.
    Bupati Ali Mukhni yang juga dikenal sebagai olahragawan sangat tidak ingin anak-anak yang mewakili daerah itu tampil tidak memuaskan. Sebagai kepala daerah, dia tidak menjanjikan yang muluk-muluk dalam soal pemberian bonus untuk para atlet yang mampu meraih prestasi.
    "Saya tidak menjanjikan. Yang penting, atas kesepakan bersama, bonus atlet kita naikan jumlahnya dari tahun lalu. Ini penting, mengingat para atlet telah bekerja keras, mengeluarkan keringat demi Padang Pariaman," kata dia.
    Ali Mukhni minta semua pihak, pimpinan kontingen, para pengurus Pengcab, KONI, pimpinan SKPD, dan masyarakat Padang Pariaman memberikan dukungan moril dan materil, agar anak-anak daerah ini mampu meraih yang terbaik. "Lepaskan semua kepentingan. Saat ini adalah kepentingan Padang Pariaman yang paling utama. Kita akan pantau setiap momen dalam ajang Porprov demikian," ujar Ali Mukhni.
    Meskipun sedikit terjadi gesekan di cabang sepakbola Padang Pariaman saat ini, masyarakat sangat berharap cabang yang paling bergengsi ini mampu kembali meraih prestasi yang teratas, dan mampu pula mendapatkan emas. "Kalau di Padang Pariaman ndak ada karuah nan indak ka janiah, kusuik nan indak kasalasai. Semua pihak yang bertikai, harus menghilangkan ego masing-masing. Hanya satu kepentingan, bagaimana sepakbola dan cabang lainnya mampu meraih yang terbaik," ujar masyarakat. (damanhuri)

Sabtu, 06 Desember 2014

Ekspedisi Lubuak Nyarai 4 Walinagari Siap Mempromosikan Batu Permata Lubuk Alung

Ekspedisi Lubuak Nyarai 4
Walinagari Siap Mempromosikan Batu Permata Lubuk Alung

Lubuk Alung--Pengelola Lubuak Nyarai berusaha menjaga keaslian alam. Semua benda ciptaan Tuhan dilarang keras mengubahnya. Hal itu tampak di berbagai sudut ditulis dengan jelas, dan dipajang dengan pamplet ukuran kecil. Demikian itu dimaksudkan, agar Lubuak Nyarai yang ditemukan pertama kali, hingga akhir zaman nantinya tetap utuh, dan tidak berubah oleh tangan manusia.
    Nilai asli itu pula barangkali terletak daya tariknya Lubuak Nyarai, sebuah wisata alam yang diletakkan Tuhan di bumi Nagari Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman. Ekspedisi yang dilakukan Komunitas Pencinta Batu Akiak Piaman dan Forum Walinagari Padang Pariaman, Sabtu lalu menyimpulkan, bahwa masyarakat Gamaran, Salibutan, tempat wisata itu adanya harus siap dengan segala perubahan.
    "Yang namanya tempat wisata, tentu banyak dikunjungi oleh muda-mudi. Nah, paradigma sedikit nakal, tentu menjadi pemandangan menarik dikalangan wisatawan, selain indahnya alam Lubuk Nyarai itu sendiri. Namun, tentu sebatas kewajaran," kata Ketua Komunitas Pecinta Batu Akiak Piaman, Vifner.
    Asal jangan maksiat saja yang dilakukan oleh pengunjung di alam ini. Perbuatan maksiat pun diingatkan untuk tidak boleh dilakukan di sepanjang kawasan wisata demikian. Sebab, perbuatan maksiat termasuk bagian dari merusak tatanan alam nan indah ciptaan Tuhan itu sendiri.
    Disamping Lubuak Nyarai yang telah menerima banyak orang dari berbagai kalangan, di kawasan itu dulunya juga menjadi pusat pertahanan urang awak tatkala peristiwa pemberotakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Ada sejumlah kuburan pejuang yang ditemukan di hutan Gamaran tersebut.
    Tentu sejarah panjang itu harus dibangkitkan kembali, agar Lubuak Nyarai semakin menjadi wisata alam yang asri, dan semakin mengundang banyak wisatawan asing. Hingga saat ini, wisata Lubuak Nyarai masih dikelola oleh kelompok sadar wisata anak Nagari Lubuk Alung yang tergabung kedalam LA Adventure. Komunitas ini telah berhasil meraih prestasi nasional, akibat mengelola keaslian Lubuak Nyarai demikian.
    Walinagari Lubuk Alung, Harry Subrata merasa dapat kehormatan akibat adanya ekspedisi yang dilakukan Komunitas Batu Akiak Piaman dan Forum Walinagari Padang Pariaman. Dia ingin mengenalkan batu akiak asli Lubuak Nyarai ke kalangan rekannya para walinagari.
    "Kita ingin, semua walinagari di Padang Pariaman ini ikut meramaikan dan mengharumkan nama batu permata asli Lubuk Alung. Jenis batunya banyak, dan harus dipromosikan secara bersama, agar keberadaannya semakin dilirik," ujar dia.
    Hadirnya sejumlah batu permata di Lubuk Alung, agaknya tidak terlepas dari keberadaan Bukik Parmato, sebuah bukik yang selalu mematulkan cahaya di malam hari. Bukik Parmato, sebuah nama yang diberikan oleh leluhur rang Lubuk Alung, mungkin akibat pantulan cahaya yang selalu memacar diatas bukik demikian.
    Asril, Kapalo Mudo Salibutan melihat, Bukik Parmato memang sebuah bukik yang menyimpan banyak batu permata. Dan itu telah diakui oleh pihak yang ahli dibidang itu. Bukik Parmato terletak bersebelahan dengan hutan Gamaran, masih dalam kawasan Salibutan. Malah, orang pintar melihat adanya sumber potensi batu bara dalam kandungan bukik tersebut.
    "Banyaknya batu permata yang ditemukan akhir-akhir ini di kawasan Lubuak Nyarai, besar kemungkinan sebaran atau pecahan dari batu permata yang disimpan oleh Bukik Parmato itu," ujar Kapalo Mudo Gadang Salibutan itu.
    Senada dengan itu, Ketua KAN Lubuk Alung, Suharman Datuak Pado Basa melihat, Bukik Parmato adalah kekayaan alam Lubuk Alung. "Sejak kami ada, bukik itu sudah Bukik Parmato saja namanya. Artinya, nenek moyang kita tidak salah memberikan nama itu, tatkala pertama kali melihat pantulan cahaya yang timbul dari bukik demikian. Dan cahaya tersebut hingga sekarang masih ada," ujarnya. (damanhuri)

Kamis, 04 Desember 2014

Ekspedisi Lubuak Nyarai 3 Penebang Hutan Hilang, Pencari Rotan Bertambah

Ekspedisi Lubuak Nyarai 3
Penebang Hutan Hilang, Pencari Rotan Bertambah

Lubuk Alung--Sejak pariwisata Lubuak Nyarai terbuka, tidak ada lagi aktivitas penebangan hutan. Meskipun para penebang kayu di hutan Gamaran, Salibutan berhasil membuka jalan ke lokasi tersebut. Hanya tinggal bekasnya, lewat jejak di sepanjang jalan menuju Nyarai, berupa kayu balok yang sudah lapuk, dan jalan itu sendiri.
    Kini, masyarakat Gamaran yang menggantungkan hidupnya di hutan itu membudidayakan tanaman rotan. Sewaktu Komunitas Pencinta Batu Akiak Piaman dan Forum Walinagari Padang Pariaman melakukan ekspedisi Lubuak Nyarai, Sabtu lalu tampak banyak petani yang mengangkut rotan dari hasil pencariannya dalam hutan demikian.
    Memang, sepanjang jalan ke Lubuak Nyarai kami banyak menemukan jenis tanaman rotan. Menurut cerita Ajo Amin, salah seorang petani yang mencari kehidupannya dalam hutan itu, penebang kayu sudah lama tidak ada dalam hutan ini. "Memang jalan ini, adalah jejak untuk mengangkut kayu dulunya," kata dia.
    Disamping orang mencari rotan yang banyak bersua dalam hutan itu, para pecandu burung juga menjadikan hutan Gamaran sebagai tempat kesenangan. "Di bukik ini banyak burung hijau daun, dan burung lainnya. Biasanya, pencari burung banyak di lokasi ini. Bahkan, mencari burung di malam hari, juga menjadi kesenangan komunitas itu di hutan ini," ujarnya.
    Secara pastinya, Ajo Amin tak tahu banyak berapa jumlah rotan yang keluar tiap harinya dalam hutan Gamaran. "Yang jelas tiap senja, itu para pencari rotan bagaikan berbaris-baris sepanjang jalan Lubuak Nyarai menuju Gamaran, saking banyaknya pencari rotan itu," sebutnya.
    Di sisi lain, terbukanya Lubuak Nyarai menjadi berkah tersendiri oleh sebagian kaum perempuan Gamaran, Salibutan. Sirup (46) tahun misalnya, tiap hari berjualan minuman dan makan di komplek Nyarai tersebut. Ibu dari tiga orang anak itu mengaku, hanya sedikit dimahalkan harga jual, bila dibandingkan dengan di luar.
    "Misalnya segelas kopi di luar Rp3 ribu, awak menjual Rp4 ribu segelasnya. Kalau Sabtu dan Minggu, Alhamdulillah mencapai jual beli Rp1 juta. Kadang lebih. Tetapi, diluar hari itu, paling jual beli Rp500 ribu," kata Sirup menceritakan.           
    Bagi Sirup, berjualan di komplek Nyarai agaknya telah menjadi kesenangan. Apalagi, suaminya tak bisa pula berbuat banyak untuk menghidupi keluarganya. Untuk itu, tiap pagi dia berjalan dari Gamaran ke Lubuak Nyarai. Dia bawa berbagai minuman dan makanan untuk disajikan kepada pembeli yang kebanyakan anak muda-mudi.
    Walinagari Kudu Gantiang, Syafnil Oyon bersama rombongan ekspedisi mengingat Sirup untuk tidak menaikkan harga jual yang terlalu tinggi. "Kami bersama rombongan melakukan survei, melihat Lubuak Nyarai dengan segala kelebihan dan kekuarangannya. Termasuk memantau harga jual bahan kebutuhan sepanjang Nyarai ini," ujarnya.
    "Kelemahan selama ini di kampung kita, ketika sudah berubah keadaan. Orang luar mulai banyak masuk, itu harga barang kebutuhan melonjak naiknya. Paradigma dan perangai demikian jangan sampai tertular di kalangan pedagang di sepanjang Lubuak Nyarai," tambah Nusirwan Nazar, Ketua Forum Walinagari Padang Pariaman. (damanhuri)

Senin, 01 Desember 2014

Ekspedisi Lubuak Nyarai 2 Pemandangan Menarik yang Harus Dilestarikan Keberadaannya

Ekspedisi Lubuak Nyarai 2
Pemandangan Menarik yang Harus Dilestarikan Keberadaannya

Lubuk Alung--Jarak tempuh mulai dari posko hingga ke tempat wisata Lubuak Nyarai sebenarnya tidak jauh amat. Ada sekitar empat kilometer. Tapi, medan tempuh lumayan berat. Komunitas Pecinta Batu Akiak Piaman, dan Forum Walinagari saat ekspedisi, Sabtu lalu merasakan bengkak betis, dan litaknya badan akibat perjalanan demikian.
Sepanjang jalan, ada banyak titik perhentian yang ditandai dengan kedai sederhana. Penjual menyediakan semua kebutuhan penjelajah. Mulai dari sandal jepit, berbagai minuman, makanan sampai kalau dipesan terlebih dulu, ada nasi yang disediakan. Pedagang itu semuanya berdomisili di perkampungan Gamaran. Tiap hari dia berdagang, sejak Lubuak Nyarai mulai ramai dikunjungi wisatawan lokal dan manca negara.
Ada banyak lubuak menjelang sampai di Lubuak Nyarai yang bisa ditemui. Mulai dari Lubuak Ngungun, Batu Tuduang, Lubuak Kasai, Sakayan Jambak, Lubuak Lalang. Desauan dan gemuruh air yang dialirkan di sepanjang lubuak itu, menjadi irama tersendiri dalam perjalan panjang.
Enam mahasiswa UNP yang tengah ber-KKN di Nagari Lubuk Alung, sengaja diangkut untuk meramaikan suasana. Mereka; Yusnia Warman, Anila Putri Yose, Erika Susanti, Jasmanina, Sakinah Hasti, dan Resven Peres. Becetnya jalan, sulitnya medan tempuh terasa berkurang oleh kehadiran calon intelektual bangsa itu.
Semua lubuak yang bersua sepanjang jalan itu, tampak sangat indah dan masih perawan. Dihiasi batu sebesar rumah, menjadi pemandangan menarik yang perlu dilestarikan terus keberadaannya. Air sungainya jernih, sama dengan hulunya di Lubuak Nyarai itu sendiri. Tetapi, manakala hujan lebat turun, seketika air yang jernih berubah jadi keruh.
Bagi Ketua Forum Walinagari Padang Pariaman, Nusirwan Nazar, Walinagari Kudu Gantiang, Syafnil Oyon, Walinagari Limau Puruik Arifnal, Ketua Komunitas Pecinta Batu Akiak Piaman yang sekaligus Ketua KPU daerah itu, Vifner merancahi Lubuak Nyarai itulah pertama kali dilakukannya. "Memang, kalau sesekali ditempuh, perjalan akan terasa sangat lama dan jauh sekali," katanya.
Sayfnil Oyon terkesima melihat keaslian Lubuak Nyarai. Walinagari Limau Puruik, Arifnal tak sanggup mandi, lantaran panasnya kondisi badan akibat berjalan kaki. Hanya Walinagari Lubuk Alung, Harry Subrata yang menceburkan badannya ke Lubuak Nyarai. Dia sudah terbiasa, dan sering pula kesana. "Meskipun lelah yang teramat sangat menjangkiti badan, saat tiba di lokasi yang sebenarnya, datang sendiri obat lelah demikian. Suhanallah. Inilah kekuasaan Tuhan menciptakan alam," kata dia.
Sepanjang Sabtu itu, banyak rombongan lainnya yang sengaja berlibur ke Lubuak Nyarai. Ada SMK Kesehatan Lubuk Alung, mahasiswa Unand, UNP, dan sejumlah remaja dari Lubuk Basung dan Padang Panjang yang kami jumpai di lokasi tersebut.
Dari sekian banyak tempat berhenti untuk istirahat, rombongan memilih Lubuak Lalang sebagai tempat istirahat agak lama. Di lokasi ini, pedagang menyediakan nasi, karena sudah dipesan dari awal oleh Walinagari Harry Subrata. Sambil menunggu nasi matang, walinagari itu mencari yang namanya batu akiak yang saat ini lagi trend-trendnya dipakai banyak orang. (damanhuri)

Ekspedisi Lubuak Nyarai 1 Desauan Air Sungai Batang Salibutan Ikut Memberi Semangat Perjalanan

Ekspedisi Lubuak Nyarai 1
Desauan Air Sungai Batang Salibutan Ikut Memberi Semangat Perjalanan

Lubuk Alung--Pagi Sabtu (29/11) matahari menampakkan sinarnya. Komunitas Pecinta Batuak Akiak Piaman bersama Forum Walinagari Padang Pariaman yang sudah lama berkeinginan melakukan ekspedisi Lubuak Nyarai, pagi itu mewujudkan niatnya bersama Singgalang.
Sambil menunggu Ketua Forum Walinagari, Nusirwan Nazar, Ketua Komunitas Pecinta Batu Akiak Piaman, Vifner, Walinagari Lubuk Alung Harry Subrata bersama sejumlah penunggu telah menyiapkan segala sesuatunya di Asam Jawa, Lubuk Alung. Maklum, perjalanan kesana memakan waktu seharian untuk pulang perginya.
Walinagari Lubuk Alung termasuk walinagari agresif. Dia mengakomodir semua keinginan peserta ekspedisi, yang memang bertujuan untuk mengangkat nama pariwisata Lubuak Nyarai, yang sudah sering dapat kunjungan oleh banyak kalangan. Enam orang mahasiswa UNP yang tengah ber-KKN di Lubuk Alung diangkutnya kesana.
Lubuak Nyarai yang terletak di hutan rimba Gamaran, Korong Salibutan, Nagari Lubuk Alung agaknya sebuah rekreasi sejarah panjang yang ada dalam nagari itu. Jangan coba-coba bawa anak-anak dibawah umur, karena perjalannya sangat menantang sekali.
Bagi pengunjung, mulai dari posko Nyarai untuk sampai lokasi terasa sekali sangat jauhnya perjalan tersebut. Bahkan, telah diingatkan akan memakan waktu 2,5 sampai tiga jam perjalanan. Tetapi, bagi pedagang musiman yang berkedai di setiap titik perhentian dan di Nyarai itu sendiri yang tiap hari menempuh semak belukar itu, hanya sejam, dan malah ada yang setengah jam menempuhnya.
Ketua Forum Walinagari, Nusirwan Nazar, Walinagari Kudu Gantiang, Syafnil Oyon, Walinagari Limau Puruik, Arifnal merasa sekali beratnya medan tempuh. Sepanjang perjalanan, hanya desauan air Sungai Batang Salibutan yang menjadi irama hiburan. Desauan itu tak pernah berhenti dan menghilang, meskipun kami berada di ketinggian bukik. Sesekali tingkah burung bernyanyi pun ikut menguatkan lutut untuk terus melangkah.
Yang lebih istimewa, tentu garah-bagarah dalam perjalanan bersama mahasiswa UNP. Mereka; Yusnia Warman, Anila Putri Yose, Erika Susanti, Jasmanina, Sakinah Hasti, dan Resven Peres sangat terasa sekali semangat pejuangnya. Anila Putri yang anak Mudiak, Limapuluh Kota itu tak henti-hentinya mengabadikan para komunitas Pecinta Batua Akiak Piaman dan Forum Walinagari, sepanjang momen rancak dalam perjalanan itu.
"Saya sangat penasaran. Sejak beberapa bulan belakangan, Lubuak Nyarai selalu jadi postingan rancak dalam dunia maya. Begitu juga oleh media massa daerah dan nasional. Terakhir, Lubuak Nyarai punya banyak batu akiak yang belum banyak terjangkau," kata Vifner yang juga Ketua KPU Padang Pariaman itu.
Menurut masyarakat Gamaran yang menjadikan rimba itu sebagai urat nadi kehidupannya, yang kami temui dalam perjalanan pulang, jalan setapak menuju Nyarai merupakan rintisan orang pengambil kayu hutan. "Kayu diaritnya dihutan, lalu diirik dengan tenaga kerbau untuk sampai ke bawah. Di bagian atas Lubuak Nyarai itu, Bukik Sambuang namanya. Di bukik itulah Gamawan Fauzi, Bupati Kabupaten Solok yang lima tahun jadi Mendagri ditemui oleh Ucok, warga Gamaran yang sedang mencari burung," katanya.
Bukik Sambuang masih hutan lindung, berada dalam kawasan Salibutan. Di Bukik itulah sumber air Lubuak Nyarai, yang selanjutnya dialiri oleh Sungai Batang Salibutan. (damanhuri)